Four Jewels of Blessing
Ringkasan Khotbah
Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.
Nats: 1 Petrus 5:10
Tahun yang baru ini kita akan masuki dengan merenungkan satu ayat firman Tuhan yang menjadi doa rasul Petrus dari 1 Petrus 5:10, "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya." Dalam terjemahan ESV, "And after you have suffered a little while, the God of all grace, who has called you to His eternal glory in Christ, will Himself restore, confirm, strengthen, and establish you." Inilah doa yang disampaikan oleh rasul Petrus di akhir dari suratnya setelah dia memberikan beberapa nasehat khusus sebagai seorang rasul yang begitu senior dan nasehat itu adalah nasehat yang mencakup beberapa kelompok orang, mulai dari para gembala pemimpin gereja sampai kepada orang-orang muda dan dia memberikan dorongan bagi mereka untuk hidup sebagai umat Tuhan, dan kemudian Petrus mengakhirnya dengan sebuah doa yang begitu indah. Hari ini mengawali tahun yang baru, mari kita memakai kesempatan ini untuk mendalami dan meresapi doa yang indah ini. Dan saya harap sepanjang tahun ini kita jalani, mari kita bawa ayat firman Tuhan ini sampai mengakhiri tahun ini dan kita akan menyaksikan inilah blessing yang Tuhan akan berikan kepada kita.
Ada empat blessing yang diberikan di sini. Blessing yang pertama, "God Himself will restore you." Satu kalimat yang indah dan penting di tengah pada waktu itu badai kesulitan, pencobaan, penderitaan dan hal-hal yang berat masih belum berlalu dan lewat tetapi dia memberikan keyakinan bahwa badai itu pasti akan lewat adanya. Petrus mengatakan "hanya seketika waktunya saja engkau menderita" itu menyatakan dia percaya Allah itu begitu baik; segala tantangan kesulitan yang mungkin kita hadapi dan lewat entah berapa panjang dan lamanya, tetap itu harus dilihat ada limitasi waktunya atau pakai kalimat rasul Petrus, itu hanya seketika waktu saja di dalam kasih setia dan anugerah Tuhan. Tentu pada waktu badai itu lewat, bencana dan kesulitan itu lewat, kita tahu ada banyak hal yang telah rusak, ada banyak hal yang perlu direstorasi dan diperbaiki lagi. Ini adalah satu ayat yang penting bagi kita untuk melihat dari perspektif ini. God will restore you; Allah akan memulihkan engkau. Allah kita adalah Allah yang mengontrol segala sesuatu dan Allah berikan pemulihan dan menjadikan segala sesuatu menjadi indah dalam hidup kita. Mungkin engkau baru saja sembuh dari sakit yang berat, mungkin engkau baru saja melewati kesusahan dan kesulitan secara ekonomi, atau hal-hal yang berat di tahun lalu, kiranya firman Tuhan ini memberikan kekuatan bagi engkau dan saya.
Sejujurnya, orang selalu suka mendengar janji bahwa tahun yang baru akan membawa kemakmuran dalam keuangan, kesehatan, kelancaran dan kebahagiaan. Namun bukan itu yang Tuhan janjikan. Sudah tentu kita adalah orang yang berusaha dengan bijaksana bagaimana menghindarkan tantangan dan kesulitan yang tidak perlu kita alami dalam hidup ini. Tetapi kita hidup dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa; kesusahan dan penderitaan adalah realita yang kita tidak bisa hindari dalam hidup ini. Bahkan sebagai anak-anak Tuhan yang ingin hidup berjalan di dalam Tuhan, kita tahu kita akan mengalami kesusahan yang lebih lagi tetapi di dalam semua yang kita alami itu mari kita melewatinya dengan menjadi anak Tuhan yang indah adanya. Restorasi Allah akan membuat kita bisa semakin mirip dengan Tuhan kita Yesus Kristus; gambar itu harus ada dalam hidup kita. Itu yang kita rindukan ketika Tuhan memulihkan dan merestorasi kita.
Perjanjian Lama memberikan dua metafora dari restorasi yang penting. Metafora restorasi yang pertama adalah bagaimana seorang tukang perak menghancurkan dan memulihkan kembali benda dari emas dan perak dengan cara pemurnian pembakaran. Ada proses pembakaran, ada proses penghancuran, tetapi tujuannya supaya perak dan emas itu semakin murni adanya. Metafora yang ke dua yang dipakai dalam Perjanjian Lama adalah Tuhan bagaikan seorang tukang periuk menghancurkan periuk yang kemudian dibentuk kembali. Itulah yang dikatakan Tuhan kepada nabi Yeremia. Kita tahu Yeremia seorang yang melayani Tuhan seumur hidupnya setia menyampaikan firman dari Tuhan kepada umat Israel, namun dia mengalami bermacam-macam ancaman secara fisik dan mental yang luar biasa sampai akhirnya Yeremia tidak tahan lagi dan minta berhenti dari pelayanan. Bahkan dia berkata, "Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai" (Yeremia 15:18). Yeremia ingin berhenti dan lari dari pelayanannya sebagai nabi Tuhan, namun dia sendiri menyadari semakin dia mau lari menjauh, semakin dia merasakan firman Tuhan itu bagaikan api yang membara di dalam hatinya dan membuat dia tidak tahan untuk menjauh dari Tuhan. Maka dia mengambil konsekuensi itu sekalipun di dalam pelayanannya dia mengalami banyak ancaman, dia mengalami begitu banyak kesedihan, dia setia sampai akhir. Walaupun dia tidak melihat hasil daripada pelayanannya, namun itu tidak menjadikan dia meninggalkan Tuhan. Dalam Yeremia 18, Tuhan berkata kepadanya untuk pergi ke rumah tukang periuk dan melihat apa yang dia kerjakan di situ memperbaiki bejana yang tidak sesuai dengan pemandangannya. Tukang periuk akan menghancurkannya dan membentuknya berkali-kali sampai dia puas dengan bentuk yang diinginkannya. Maka demikianlah yang dilakukan Tuhan Allah merestorasi dan memulihkan umat Israel. Ini adalah dua metafora restorasi yang kita lihat dalam Perjanjian Lama.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan konsep restorasi dalam metafora Pokok Anggur dalam Yohanes 15, kepada carang-carang atau ranting dari pokok anggur yang tidak berbuah dipotongnya dan setiap ranting yang berbuah dibersihkan supaya lebih banyak buahnya (Yohanes 15:2). Dan dalam Ibrani 12:11 dikatakan, "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Penderitaan akan mempertumbuhkan kita hanya jika kita mengijinkannya. Penderitaan itu sendiri tidak pernah mendatangkan sukacita tetapi mendatangkan dukacita yang dalam. Tetapi bagian yang paling penting daripadanya adalah dia akan menghasilkan buah kalau engkau rela dan mengijinkan penderitaan itu melatih engkau.
Kita mengucap syukur kepada Tuhan, rasul Petrus bukan saja bicara mengenai nasehat bagaimana kita mengijinkan penderitaan itu membentuk kita tetapi kita bisa melihat ada berkat Tuhan di tengah-tengah apa yang kita alami. Tuhan akan memberikan berkat yang memulihkan kita, berkat yang memberikan kita damai sejahtera, berkat yang memungkinkan kita bisa rest dari persoalan hidup kita.
Blessing yang ke dua, Allah akan meneguhkan engkau. Kata "meneguhkan" ini seperti sebuah tindakan meneguhkan orang yang sedang labil, orang yang sedang takut dan kuatir.
Alkitab mencatat pada waktu Zerubabel melakukan peletakan batu fondasi untuk membangun kembali Bait Allah dari reruntuhan yang ada, dalam Ezra 3:11-13 dicatat bagaimana reaksi yang ada begitu kontras: "Dan seluruh umat bersorak-sorai dengan nyaring sambil memuji-muji TUHAN, oleh karena dasar rumah TUHAN telah diletakkan. Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan. Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh." Kenapa mereka menangis? Sebab mereka membandingkan kemuliaan Bait Allah yang didirikan oleh raja Salomo yang secara ukuran bangunan, kemewahan dan kebesarannya begitu menakjubkan sedangkan mereka lihat bangunan yang sekarang hendak dibangun Zerubabel ini begitu sederhana dan tidak semegah daripada Bait Allah yang dibangun Salomo. Tetapi kemuliaan Tuhan tidak akan berbeda hanya karena bangunan fisik Bait Allah itu. Ini hal yang patut kita lihat baik-baik karena ini yang paling penting.
Blessing yang ke dua di sini dikatakan Allah akan meneguhkan, memperkuat mereka yang secara emosi penuh dengan ketakutan dan kekuatiran. Mungkin kita sedang berada di dalam hati yang labil dan dalam ketakutan karena kita tidak yakin dan tidak percaya bahwa semua yang ada pada kita itu cukup dan sanggup membuat kita menjalami tahun ini dan blessing ini penting bagi kita dimana Allah berjanji akan meneguhkan kita.
Ketika Yosua dipanggil Tuhan untuk menjadi pemimpin umat Israel menggantikan Musa, Allah berkali-kali mengatakan kepada dia, "Kuatkan dan teguhkan hatimu, Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Yosua 1:5-9). Saat itu kita bisa membayangkan betapa gamang hati Yosua berdiri melihat kepada tanah di seberang sungai Yordan yang dijanjikan oleh Allah untuk mereka masuki, sehingga kalimat yang Tuhan Allah berikan kepadanya begitu penting. Dan kalimat Tuhan Allah ini juga begitu penting bagi kita. Kenapa? Karena jika kita memasuki tahun ini dengan tidak menyadari begitu banyak hal yang Tuhan sudah beri kepada kita tetapi kita tidak melihat itu sebagai blessing yang ada, kita akan menjadi orang yang kehilangan sukacita dan syukur dan terlebih lagi kita akan berpikir tahun ini kita perlu menumpuk lebih banyak supaya kita bisa aman dan secure secara keuangan; selama-lamanya kita tidak akan merasa cukup dan berkelebihan dalam hidup kita. Mungkin Tuhan tidak tambahkan blessing yang banyak kepada sdr secara multiplikasi materi tetapi yang perlu adalah blessing yang meneguhkan imanmu, bukan kepada kekayaanmu. Kita mengucap syukur kepada Tuhan bagaimana Dia memberikan ayat-ayat firman Tuhan yang begitu indah dan begitu kaya mengingatkan kita Allah akan memimpin dan memberikan kepada kita kemuliaan yang kekal di dalam Yesus Kristus. Di ayat 7 Petrus bilang, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." Cast all your anxiety on Him because He cares for you. Sesungguhnya itu sudah lebih dari cukup, bukan?
Blessing yang ke tiga, Allah akan mengokohkan kita atau dalam terjemahan lain Allah akan mendewasakan kita, membuat kita menjadi seorang yang bertumbuh dewasa. Bagaikan sebuah pohon yang kecil dan lemah yang ditimpa dengan angin topan dan badai, setelah badai itu lewat datanglah sang petani yang melihat pohon itu patah terkulai dan rusak dan dia kuatkan sampai pohon itu semakin besar, semakin kuat. Berkat yang ke tiga ini adalah berkat yang mengingatkan kepada kita untuk senantiasa tidak pernah takut dan kuatir atau merasa bahwa Allah itu adalah Allah yang di tengah jalan menjadi give up dan menggeletakkan dan tidak mau untuk melanjutkan proses itu sampai selesai.
Kita ingat Yesus pernah memberikan perumpamaan dalam Lukas 13:6-9 "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" Luar biasa, di dalam perumpamaan ini Tuhan Yesus menceritakan pengurus kebun anggur itu meminta kesempatan satu tahun lagi untuk mengusahakan pohon ini bisa berbuah. Itulah yang Allah kerjakan bagi hidup kita. Ia tidak segera give up and abandon hidup kita yang mungkin terlalu lambat bertumbuh dan selama ini tidak ada buahnya.
Ayat ini penting karena dalam perjalanan kita ikut Tuhan ada satu saat mungkin kita merasa tidak layak dan rasa bersalah itu menghantui hidup kita. Kita tahu surga itu sedang menanti kita tetapi seringkali kita merasa tidak layak untuk memasukinya. Ada yang ingin aku lakukan untuk memuliakanMu Tuhan, tetapi kenapa justru hal yang tidak baik yang aku lakukan? demikian seruan kepedihan dari rasul Paulus dalam Roma 7:22-24. Perasaan seperti itu yang mengingatkan kita untuk selalu bersandar kepada Tuhan dan ingat bahwa hidup kita berjalan ikut Tuhan hanya karena anugerahNya semata.
Petrus mengingatkan kita untuk selalu rendah hati satu dengan yang lain: "Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya" (ayat 5-6). Dan Petrus juga mengingatkan tentang hal kekuatiran, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu" (ayat 7). Ini adalah dua hal ekstrim; yang pertama bicara mengenai orang yang merasa diri hebat, itu adalah tangga kejatuhan yang berbahaya. Sebaliknya, semakin orang merasa kuatir dan penuh dengan kelemahan, itu adalah lubang yang dia tidak bisa keluar daripadanya. Dari dua ekstrim itu kita harus senantiasa diingatkan ada satu pribadi yang akan meninggikan engkau supaya engkau jatuh dan dia juga adalah satu pribadi yang pada waktu engkau berada di dalam lubang kekuatiran, dia akan terus mendorongmu sampai engkau ditelan oleh keputus-asaan dan seolah tidak ada harapan. Petrus mengingatkan: "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama" (1 Petrus 5:8).
Menuju kepada kedewasaan sebagai anak Tuhan hanya ada satu yang penting yaitu kita berjalan ikut Tuhan, kita harus senantiasa berjalan di dalam terang. Dalam 1 Yohanes 1:7-10 Yohanes tidak bicara soal kita tidak mungkin tidak melakukan dosa, rasul Yohanes tidak bicara soal kita tidak akan bisa sempurna selama-lamanya. Rasul Yohanes bicara akan fakta realita itu, tetapi yang terpenting adalah ada perbedaannya antara orang yang berada di dalam hal-hal seperti itu mungkin membuat kita merasa malu dan bersalah di hadapan Tuhan yang suci dan membuat kita akhirnya lari kepada kegelapan supaya kita tidak terpampang dan terlihat di dalam terang tahta Tuhan. Atau yang ke dua, seperti yang Yohanes katakan di ayat 7, kita justru hidup dan berjalan di dalam terang seperti Kristus ada di dalam terang sehingga oleh darah Yesus kita boleh disucikan dari dosa-dosa kita. Kita tidak mungkin melakukan pelayanan dan perbuatan-perbuatan rohani di dalam kegelapan. Pada waktu kita lakukan itu maka kita lakukan itu semata-mata supaya orang lihat kita sebagai orang yang saleh, supaya kita mendapatkan pujian dan supaya orang menganggap kita lebih baik. Semua itu adalah ketidak-jujuran diri yang tidak boleh ada dalam hidup kita. Kedewasaan rohani adalah bukan berarti kita tidak memiliki kesalahan dan kelemahan; kedewasaan rohani adalah sebuah keberanian untuk berjalan di dalam terang dan itu menuntut sebuah ketulusan dalam hidup kita. Dan di situlah kita beru bisa memiliki persekutuan satu dengan yang lain dimana kita bisa dengan terbuka menegur dan mengingatkan satu dengan yang supaya kita boleh bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Kedewasaan itu hanya bisa terjadi pada waktu kita berjalan di dalam terang Allah.
Terakhir, Allah akan mengokohkan engkau, itu bicara mengenai blessing Tuhan yang membuat engkau bisa stabil berdiri bagaikan sebuah pohon yang berakar dengan kuat. Kata "mengokohkan" berarti Allah akan menjadikan kita satu pribadi yang memiliki jiwa yang stabil, seorang yang teduh dan tenang dan menjadi seorang yang memiliki rasa puas dan cukup di dalam Tuhan. Itu adalah sebuah blessing yang indah.
Kita boleh percaya berkat dan janji ini pasti diberikan Tuhan kepada kita sebab di dasarkan kepada Allah yang tidak pernah berdusta dan bersalah adanya karena dimateraikan di atas janji kepada satu Pribadi yang namanya Yesus Kristus. Dia, Allah yang harus kita kenal sebagai Allah sumber segala kasih karunia. "Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya." Syukur kepada Tuhan karena kita boleh menerima kekayaan kelimpahan berkat yang Ia sediakan dan berikan kepada kita di dalam Yesus Kristus. Di situlah kita memiliki sekuritas, aman di dalam genggaman tangan Tuhan dan Allah yang penuh dengan kasih dan rahmat adanya. Pada waktu kita melihat hidup kita semakin dikuatkan dan dikokohkan oleh Tuhan. Kita boleh tenang dan teduh adanya, apapun yang kita dapat dan kita miliki, segala sesuatu itu adalah kelimpahan yang tidak habis-habisnya. Kita hanya bisa berkata: Cukuplah kasih karuniaMu yang begitu besar dan baik kepada kami. Engkaulah Tuhan yang senantiasa menguatkan dan memulihkan kami kembali. Engkaulah Allah yang merawat kami, memberikan penghiburan, kekuatan dan pertolongan sehingga kami boleh menjadi orang yang mendapatkan kesegaran akan berkat Tuhan yang begitu baik kepada kami. Kuatkan hati dan iman kami saat ini. Kami tidak punya kekuatan, kami tidak punya genggaman yang kuat untuk boleh memasuki tahun yang baru ini. Seringkali hati kami terlalu gelisah dan takut kepada hal-hal yang ada di luar. Tolong kami boleh terima dengan teduh dan percaya kepada Tuhan; tumbuhkan dan dewasakan kami. Jangan biarkan kami menjadi orang yang gampang kecewa dan putus asa dan menyerah di dalam pekerjaan, pelayanan dan hidup kami ikut Tuhan sebab Tuhan sendiri tidak pernah menyerah membentuk kami satu persatu hari ini. Kami tidak pernah give up karena kami tahu Tuhan mempunyai rencana yang baik bagi setiap kami. Amin.(kz)