What is the Bible Really All About?

Ringkasan Khotbah

Pengkhotbah: Ps Christopher Brittain

Nats: Kejadian 3, Kejadian 12, Kejadian 22, Galatia 3, Ibrani 6

What is the Bible Really All About? Alkitab berbicara tentang apa sebetulnya? Banyak orang menganggap Alkitab seperti kotak P3K. Ketika kita terluka dan perlu pemulihan, memang Alkitab adalah hal yang bisa menyembuhkan kita. Orang lain menganggap Alkitab seperti kulkas untuk mendapatkan makanan yang diperlukan ketika kita lapar. Memang Alkitab adalah makanan rohani yang bisa mengenyangkan jiwa kita. Orang lain melihat Alkitab seperti bola kristal yang memberitahu kita apa yang akan terjadi di masa depan. Ada orang memberikan akronim dalam bahasa Inggris "Bible" B-I-B-L-E adalah singkatan untuk "Basic Instructions Before Leaving Earth." Tetapi Alkitab lebih dari itu. Utamanya Alkitab adalah satu cerita memang merupakan satu cerita yang sangat panjang dengan banyak belak-belok, tetapi seperti cerita-cerita yang lain yang punya pendahuluan, cerita utama, dan selesai dengan akhir yang luar biasa. Alkitab adalah buku tentang Allah sedang dalam misi dan bersama umat-umat pilihanNya. Allah akan membuat namaNya dimuliakan oleh seluruh bangsa-bangsa di bumi dan mereka diberkati melalui Yesus Kristus yang merupakan keturunan Abraham. Sejak manusia memberontak dalam taman Eden, Allah memiliki dua rencana. Rencana pertama: meremukkan Iblis dan kerajaannya. Rencana ke dua: menebus kita, supaya kita menguasai dan memerintah dengan Allah lagi seperti niatNya sejak penciptaan. Dari Kejadian 3 Allah berkata kepada Ular, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya" (Kejadian 3:15). Kita bisa melihat kedua rencana Allah dalam ayat ini. Rencana ke satu, keturunan perempuan akan meremukkan Iblis. Rencana ke dua, Allah akan menebus manusia. Semua rencana ini telah berhasil digenapi oleh keturunan perempuan yaitu Tuhan Yesus dimana di kayu salib Dia telah meremukkan kepala Iblis. Tetapi dalam proses itu Iblis meremukkan tumitNya. Karena itu mulai dari kitab Kejadian Allah bernubuat bahwa Tuhan Yesus akan menderita untuk menebus manusia seperti yang dikatakan oleh nabi Yesaya dalam Yesaya 53.

Kemudian dengan Abraham misi Allah berubah. Sekarang Dia melibatkan manusia dalam misiNya. Dalam Kejadian 12:1-4 dikatakan: Berfirmanlah Tuhan kepada Abram, "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Lalu pergilan Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun pada waktu dia berangkat dari Haran." Sekarang Allah mengundang manusia untuk bergabung dalam misiNya. Abraham akan menjadi bangsa yang besar yang diberkati supaya menjadi berkat kepada semua kaum di muka bumi. Kenapa Allah yang sebetulnya tidak perlu manusia menurunkan diri sendiri untuk bekerja dengan manusia? Tentunya manusia ini adalah manusia yang sudah mengalami rekonsiliasi dengan Allah barulah bisa menjadi orang yang bisa merekonsiliasikan orang lain kepada Allah. Mengapa Allah tidak menggunakan malaikat untuk menjalankan misiNya? Bukankah malaikat sangat setia dan selalu menaati perintah Allah? Saya berpikir mungkin karena malaikat sudah sempurna. Saya berpikir Allah justru memberi misinya kepada manusia yang tidak sempurna ini untuk supaya membuat kita menjadi dewasa. Bagaimana menurutmu?

Kemudian dalam Kejadian 22 Allah mengembangkan perjanjianNya, Dia menambahkan berkat kepada semua bangsa akan mendapatkan berkat itu melalui keturunan Abraham dan Dia mengkonfirmasi perjanjianNya dengan sumpah. Konteks Kejadian 22 adalah Abraham menaati perintah Allah, dia pergi ke puncak gunung Moria bersama anaknya Ishak untuk mengorbankan dia di atas gunung itu. Dalam Kejadian 22:15 dikatakan: Untuk ke dua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, katanya, "Aku bersumpah demi diriKu sendiri, demikianlah firman Tuhan: Karena engkau telah berbuat demikian dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firmanKu" (Kejadian 22:15-18). Allah berjanji akan membuat semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat oleh karena keturunan Abraham. Perjanjian Baru membantu kita memahami hal ini. Ibrani 6 memberitahu kita bahwa Allah memberi janjiNya dengan sumpah supaya kita melihat tujuannya tidak berubah. Ibrani 6:16-17 berbunyi: "Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya yang mengakhiri segala bantahan. Karena itu untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diriNya dengan sumpah." Jadi Allah telah berjanji dengan sumpah bahwa melalui keturunan Abraham semua bangsa akan diberkati. Kita dapat yakin bahwa ini adalah inti daripada Alkitab Allah dalam misi dan Allah dalam misi dengan umatNya. Galatia 3 memberitahu kita dari ayat 16: Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu"  yaitu Kristus. Dan dalam Galatia 3:29 dikatakan: Dan jikalau kamu adalah milik Kristus maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah. Kalau engkau menjadi pengikut Tuhan Yesus maka janji yang diberikan kepada Abraham menjadi milik kita. Allah ingin memenuhi rancanganNya untuk memberkati semua bangsa melalui engkau dan saya.

Menariknya, Injil selalu menyertakan rencana Allah bagi bangsa-bangsa. Dalam Galatia 3:8-9 kita membaca: Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati." Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu. Itu selalu menjadi tujuan Allah yang tidak berubah untuk memberkati seluruh bangsa melalui keturunan Abraham. Namun beberapa orang berpikir bahwa konsep itu hanya ada dalam Perjanjian Baru. Mari saya ajak kita melihat tiga contoh dalam Perjanjian Lama dimana keturunan Abraham memberkati bangsa lain sesuai dengan janji Allah yang diucapkan kepada Abraham. Contoh pertama, Yusuf di negeri Mesir yang dicatat dalam Kejadian 45. Contoh ke dua, hamba perempuan panglima Naaman di Siria yang dicatat dalam 2 Raja-raja 5:1-3. Contoh ke tiga, Yunus yang diutus Allah untuk pergi kepada orang di Niniwe.

Contoh pertama, Yusuf, keturunan Abraham di Mesir. Ayah Yusuf adalah Yakub, dan kakeknya adalah Ishak, anak Abraham. Dalam Kejadian 45:4-8 Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan  dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir." Kita melihat misi Allah boleh dilakukan oleh keturunan Abraham yaitu Yusuf berpartisipasi dalam misi Allah. Tiga kali Yusuf bilang "Allah menyuruh aku." Ini adalah pemahaman Yusuf yang luar biasa! Dia sungguh mengerti bahwa dia sampai ke Mesir bukan karena dia menjadi korban kejahatan dari saudara-saudaranya tetapi dia tahu bahwa Allah secara aktif memimpin dia untuk berada di Mesir. Dan untuk tujuan apa? Yusuf katakan, "Ssebab untuk memelihara kehidupanlah" artinya Allah memakai dia untuk memberkati negeri Mesir dan untuk memelihara kehidupan seluruh keluarganya.

Contoh ke dua, hamba perempuan keturunan Abraham yang tinggal di Siria. Dalam 2 Raja-raja 5:1-3 kita membaca bagaimana Allah bekerja melalui hamba perempuan yang ditangkap sebagai tawanan perang. Meskipun dia tidak sukarela tinggal di dalam situasi itu tetapi melalui dia bangsa Siria diberkati Allah. Penulis kitab ini memberi keterangan tentang apa sebab anak perempuan ini berada di sana, "Orang Aram pernah keluar bergerombolan  dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman" (ayat 2). Siapakah Naaman? Kitab 2 Raja-raja 5 memberi penjelasan, "Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta" (ayat 1). Maka Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Kita tahu apa yang kemudian terjadi kepada panglima Naaman yang disembuhkan oleh Allah melalui nabi Elisa. Apa yang kita pelajari dari bagian ini? Siria dan Israel adalah dua negara yang bermusuhan pada waktu itu. Tentara Siria sering menyerang desa-desa di perbatasan Israel. Di sini dikatakan tentara Siria menyerang sebuah desa di Israel dan menangkap tawanan dan memaksa mereka bekerja sebagai budak. Sangat mungkin pasukan Siria menghancurkan rumah-rumah dan membunuh orang dan melecehkan orang lain. Meskipun situasi seperti budak, seorang perempuan yang kita tidak kenal namanya ini tidak marah dengan situasi yang dia alami ini. Dia menunjukkan kepedulian kepada Naaman yang notabene adalah musuh bangsanya. Naaman tentu saja seorang yang memimpin pasukan yang telah berbuat hal-hal yang jahat kepada orang-orang di desanya. Tuhan Yesus menceritakan tentang mujizat kesembuhan yang terjadi kepada Naaman yang dicatat dalam Lukas 6:27 "Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Latar belakang cerita ini sangat menarik. Apa yang akan terjadi jika anak gadis ini tidak mengampuni musuh-musuhnya, jika dia hanya peduli kepada rasa sakitnya dan membenci rakyat Siria? Itu berarti dia tidak menjadi berkat bagi bangsa ini, bukan?

Contoh ke tiga, nabi Yunus. Allah begitu memperdulikan kota Niniwe walaupun orang Niniwe ini sangat jahat dan kejam. Tetapi Yunus membenci orang Niniwe dan mencoba melarikan diri dari panggilan Allah untuk menyampaikan penghakiman Allah kepada mereka. Tetapi ketika dia berkhotbah kepada orang di kota Niniwe, mereka bertobat dan menerima anugerah dari Allah.

Dari hanya tiga contoh dalam Perjanjian Lama kita bisa lihat komitmen Tuhan Allah akan perjanjianNya kepada Abraham. Dia akan memenuhi janjiNya kepada Abraham untuk memberkati segala bangsa melalui umat yang dipilihNya.

Akhirnya kita lihat dalam Alkitab bagaimana rencana Allah digenapi; kepala Iblis diremukkan dan orang-orang dari segala bangsa ditebus. Dalam Wahyu 7:9 kita membaca, "Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka." Di sinilah kita lihat janji Allah akan digenapi. Bagaimana denganmu? Apakah anda sudah di dalam Kristus? Kalau begitu apakah engkau mengenali bahwa kamu adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah? Ini adalah janji yang dimulai dalam Kejadian 3, kemudian diberikan kepada Abraham dalam Kejadian 12, diperluas dalam Kejadian 22 dan dijelaskan serta dikonfirmasi dalam Galatia 3 dan Ibrani 6. Janji dimana Allah berkata: Aku pasti akan memberkatimu dan melalui engkau segala bangsa akan mendapat berkat Allah. Inilah yang dimaksud dengan Alkitab.

Secara pribadi saya mendapatkan hal yang indah bagaimana misi Allah itu telah selesai dengan sempurna karena dikerjakan oleh kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang sempurna. Tetapi yang ke dua adalah pertanyaan ini patut kita renungkan: kenapa Tuhan mau memakai kita sebagai manusia yang tidak sempurna ini dan bukan malaikatnya yang sempurna? Allah mau memakai engkau dan saya yang tidak sempurna ini supaya engkau dan saya bertumbuh dewasa. Itulah layer yang kedua. Dan di dalam pertumbuhan itu Allah menggunakan tiga contoh dalam Perjanjian Lama yang sebetulnya sanggup menjadi hambatan bagi kita menjalani misi Allah jikalau kita tidak bertumbuh dan itu akan menjadi penghambat dari misi Tuhan bagi segala bangsa. Yang pertama adalah contoh dari Yusuf; melalui kehidupannya kita belajar jikalau kita tidak bertumbuh di situ, kita akan menjadi orang yang berputar-putar dengan persoalan dan selalu bertanya mengapa jalan hidup kita tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Bukankah ada mimpi yang besar yang pernah ada di dalam mimpi Yusuf bahwa satu kali kelak dia akan menjadi yang terbesar daripada saudara-saudaranya, tetapi mimpi itu hancur berantakan. Tetapi jikalau Yusuf terus berputar di situ dan tidak melihat seperti yang Yusuf lihat bahwa Allah yang ada di belakang semua perjalanan hidupnya, dia tidak akan melihat misi Allah di situ. Hambatan yang ke dua, jikalau itu adalah penderitaan, jikalau itu adalah hal yang membuat kita tertawan oleh luka hati kita karena persoalan-persoalan yang begitu berat, terhadap hal-hal yang mungkin membuat kita seperti anak perempuan yang tertawan dan menjadi budak di rumah Naaman itu, dan kita tidak melihat hal-hal yang terjadi dalam hidup kita itu mempunyai maksud dan melakukan pelayanan misi Allah kecuali kita tidak membiarkan diri kita terhanyut oleh semua itu. Dan saya percaya Tuhan panggil kita semua untuk menjadi anak Tuhan yang dewasa. Yang ke tiga, seorang nabi Allah yang sepatutnya mengerti dan memahami misi Allah tetapi justru dia menjadi orang yang lari, takut menderita dan enggan untuk menjalankan pekerjaan pelayanan Tuhan kepada orang-orang yang perlu mendengar Injil dan dia tidak sensitif; itulah nabi Yunus. Tetapi semua itu tidak bisa menghambat pekerjaan dan misi Allah itu. Kita bersyukur akan hal itu. Dan hari ini tiga contoh itu mengajak kita untuk mengakhiri tahun ini dengan berkata: Tuhan, saya rindu saya boleh berbagian dalam misi Allah dan saya mau bertumbuh di dalam kedewasaan dan itu hanya bisa terjadi ketika kita menangkap misi dan hati Allah melalui firman Allah pada hari ini.(kz)  

Previous
Previous

Four Jewels of Blessing

Next
Next

Jesus, Gentle and Lowly