Jesus, Gentle and Lowly

Ringkasan Khotbah

Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.

Nats: Yesaya 42:3-4, Yehezkiel 34:11,15-16

Apa arti dan definisi Natal bagimu? Jelas sekali Alkitab memberitahukan kepada kita Natal itu berarti "Imanuel, Allah tinggal di tengah-tengah kita." Tetapi hari ini saya ingin menambahkan aspek yang lain daripada Natal. Ia bukan saja Imanuel, Allah yang tinggal di tengah kita. Natal berarti Allah tidak lelah mengejar engkau dan saya.

Ada dua ayat yang akan kita baca dan renungkan pada hari ini. Yang pertama bicara mengenai momen akan datangnya Mesias tujuh ratus tahun sebelum Yesus Kristus datang ke dunia dicatat oleh nabi Yesaya dan yang ke dua dicatat oleh nabi Yehezkiel mengenai apa arti daripada kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai gembala yang agung. Yesaya 42:3-4, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya." Yehezkiel 34:11,15-16, "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut,  yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya." Terjemahan yang lebih baru menerjemahkan dengan lebih negatif, "yang gemuk dan yang kuat akan Kuhancurkan."

Ada seorang teolog Neo-Ortodoks terkenal Emil Brunner yang mengakui semua peristiwa mujizat yang tercatat di dalam Alkitab sebagai fakta sejarah yang benar-benar terjadi. Dia percaya dan terima Yesus pernah membuat mujizat memberi makan 5000 orang dengan lima potong roti dan dua ekor ikan. Dia percaya Yesus menyembuhkan orang sakit bahkan membangkitkan orang mati sebagai fakta sejarah. Bahkan dia juga percaya bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati itu adalah fakta sejarah. Namun ada satu hal peristiwa yang tidak bisa dia terima dari catatan Alkitab dan dia anggap itu sebagai cerita mitos adanya. Tahukah sdr mujizat apa yang tidak bisa dia terima? Dia tidak bisa terima satu hal yaitu peristiwa inkarnasi kelahiran Yesus dari seorang anak dara bernama Maria. Allah turun ke dunia menjadi manusia, lahir sebagai seorang bayi di Betlehem, itu peristiwa mujizat yang dia tidak bisa terima. Kenapa? Ada dua alasan dia. Alasan pertama, dia katakan, jikalau kelahiran Yesus itu adalah mujizat yang benar-benar terjadi, berarti itu memisahkan Kekristenan daripada pengajaran agama-agama yang lain. Sebab seluruh moralitas dan agama manusia berangkat dari manusia yang berusaha hidup berbuat baik mencari perkenanan Allah. Tetapi kelahiran Yesus Kristus berarti menjadikan berita daripada Kekristenan adalah Allah yang turun mencari manusia. Itu esensi yang membedakan Kekristenan dengan agama-agama lain; itu sebab dia tidak bisa terima konsep itu. Dia bisa terima Yesus adalah seorang yang bermoral tinggi, seorang guru yang agung dan seorang yang bisa melakukan berbagai mujizat dan Dia menuntun manusia menuju dan menemukan Tuhan, tetapi konsep Alkitab yang menjadikan Yesus lahir sebagai Anak Allah yang turun ke dunia, itu adalah hal yang dia tidak terima. Alasan yang ke dua, Natal berarti satu pernyataan bahwa Yesus bukan manusia. Tetapi fakta inkarnasi memberitahukan kepada kita Yesus bukan hanya seorang manusia saja tetapi Ia adalah Imanuel, Allah turun dari surga dan tinggal bersama kita, yang turun mengejar dan mencari kita.

Puji Tuhan, setelah pandemi beberapa tahun akhirnya banyak gereja bisa berkumpul kembali untuk merayakan Natal karena kita menyadari pandemi covid telah menghancurkan salah satu kebutuhan kita yang paling penting yaitu kebutuhan bersekutu satu dengan yang lain. Tetapi sekaligus pandemi ini juga mengajarkan kita setelah tiga tahun kita bersembunyi diam sendiri di rumah dan tidak mau bertemu dan bersentuhan dengan orang lain, kita menyadari ada sesuatu yang kosong dari hidup kita. Bukan saja relasi kita dengan orang atau manusia lain tetapi ada satu kebutuhan yang hanya bisa diisi oleh siapa yang menjadi fellowship yang penting itu. Ketika covid berakhir dan kondisi sudah seperti ini menyebabkan kita semua ingin keluar dari rumah; kita ingin berlibur, kita ingin kumpul kembali dengan keluarga yang sudah tiga tahun ini tidak berjumpa, itu adalah hal yang baik. Tetapi biarlah Natal ini juga mengingatkan kita ada hal yang masih kita perlukan yaitu kita menyambut Allah yang mengejar kita itu.

Ada satu hal yang ironi luar biasa dicatat oleh Alkitab kita. Natal berarti Allah mau tinggal dekat dengan kita tetapi di taman Getsemani Yesus berkata kepada murid-muridNya yang paling dekat dengan Dia, "Hatiku sangat sedih, tinggallah di sini bersamaKu" (Matius 26:38)..Teman-teman dekatNya sendiripun adalah orang-orang yang enggan untuk berada dekat denganNya. Natal berarti Allah mau tinggal dekat dengan manusia tetapi ironinya kita terus lari dari kejaran Allah. Ada dua hal penyebabnya. Penyebab pertama, seperti murid-murid Yesus di taman Getsemani, kita terlalu mengantuk dan tidak mempunyai keinginan untuk tinggal dekat dengan Tuhan. Hati kita tercabang oleh banyak hal, oleh kebutuhan kita, oleh hal-hal yang egois dari diri kita membuat kita tidak mau bertemu dengan Tuhan. Atau hal yang ke dua, sebenarnya jujur di dalam hati kita menyimpan begitu banyak hal kita tidak ingin bertemu dengan terang yang sesungguhnya karena kita masih ingin hidup di dalam kegelapan. Kita tidak pernah sadar bahwa kita adalah domba yang terluka yang perlu dibalut; kita tidak menyadari bahwa kita memiliki hidup yang penuh dengan sel-sel kanker yang seharusnya mendapatkan pisau bedah dari Tuhan untuk mendapatkan kesembuhan, tetapi kita terus lari dari pengejaran Allah dalam hidup kita. Hal yang ke dua yang menyebabkan mungkin kita tidak mau menerima bahwa Allah itu Imanuel ada beserta kita karena pada waktu hadiah Natal itu diberikan kepada kita sebetulnya itu adalah pemberian yang tidak kita sangka-sangka terjadi. Kita kaget karena Allah menyapa kita untuk memenuhi kebutuhan kita namun Dia datang sebagai Bayi yang tidak berdaya. Kita lari dari pengejaran Allah sebab sebetulnya kita tidak mau menerima hadiah yang diberikan kepada kita itu.

Hari ini ketika kita akan membuka hadiah Natal bersama anak-anak kita, coba lakukan eksperimen ini. Umumnya anak-anak akan sangat tertarik dengan corak kertas kado dan ukuran kado. Semakin bagus dan semakin besar kado itu, anak-anak akan memilihnya. Tetapi coba bungkus kado yang paling berharga dengan kertas koran yang sudah lusuh, mereka tidak akan tertarik, bukan?

Anak Allah yang datang sebagai Bayi yang lemah dan tidak berdaya, tidak menarik bagi banyak orang. Kita ingin sosok yang kuat gagah, yang bisa menyelesaikan segala persoalan dunia dan terutama persoalan kita, itu yang perlu buat kita. Dalam keegoisan kita, kita menginginkan Allah yang seperti itu, bukan?

Minggu lalu Pastor Chris Brittain dalam khotbahnya mengatakan orang Kristen kerapkali menjadikan Alkitab seperti kotak P3K yaitu mereka mengharapkan Alkitab seperti kotak berisi obat yang menyembuhkan luka. Atau menjadikan Alkitab seperti kulkas yang berisi makanan atau minuman yang kita perlu saat lapar dan haus. Atau kita menjadikan Alkitab seperti bola kristal yang menunjukkan apa yang akan terjadi di masa depan dan bagaimana kita mengambil keputusan yang membuat usaha kita lancar dan sukses.

Itulah sebabnya pada waktu kita menyaksikan Natal itu sebagai Allah yang turun sebagai Bayi yang kecil dan lemah, dunia tidak suka itu. Kalau Dia turun dalam kemuliaan sebagai malaikat yang perkasa, Dia bawa segala macam kekayaan surgawi, semua orang akan menyambut dan akan tinggal dekat bersama Tuhan. Banyak orang mengatakan bahwa Allah di dalam Perjanjian Lama seolah-olah sifatNya berbeda dengan Allah di dalam Perjanjian Baru; digambarkan seolah-olah Allah di dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang kejam dan bengis dimana orang yang berdosa dan berbuat salah akan langsung dihukum secara tidak berperi-kemanusiaan. Tetapi Allah di dalam Perjanjian Baru digambarkan sebagai Allah yang penuh dengan cinta kasih. Pandangan seperti itu sangat tidak benar adanya. Sebab begitu kita buka kitab Kejadian, ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan melanggar perintah Allah dan lari bersembunyi, kita bisa melihat betapa cinta kasih Allah yang datang mencari dan menemukan mereka. Allah tidak menghancurkan dan tidak membinasakan mereka tetapi justru Ia mengejar dan mencari mereka dan memberikan baju dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kejadian 3:21). Kitalah yang mempunyai persepsi yang salah, mengira Allah datang mengejar kita dengan mengatakan Dia jahat. Bayangkan, ketika seseorang mengejar sdr dengan sebuah pisau, mungkin sdr pikir dia ingin melukaimu padahal ternyata dia ingin mencungkil paku yang tajam menusuk kakimu dan dia lari mengejar engkau untuk menyembuhkan engkau. Ketika ada seseorang melakukan sesuatu dan engkau mengira dia hendak melukaimu padahal dia melakukan itu untuk menyembuhkanmu, sepatutnya kita berterimakasih kepada dia, bukan?

Alkitab dalam Yesaya 42:3 mengatakan, "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya." Jikalau kita adalah buluh-buluh yang patah oleh karena dahsyatnya angin taufan mendera dan merobohkanmu, tidakkah kita lihat kasih Allah yang tidak serta-merta mencabut dan mematahkanmu tetapi dengan lembut merawatmu untuk tegak kembali? Kedatangan Anak Allah ke dalam dunia mengejar kita sebab Dia tahu kita itu adalah buluh yang patah dan terkulai.

Para gembala yang menggembalakan kambing domba di padang rumput di Betlehem dan sekitar Yerusalem umumnya bekerja kepada supplier yang menyediakan kambing domba untuk dikorbankan di Bait Allah dan sedapat mungkin mereka akan menjaga kambing domba itu tidak sampai ada cacatnya. Kita tahu secara konteks pada waktu itu, para pedagang kambing domba di Bait Allah akan menjual kambing domba yang tidak ada cacat karena itulah yang menjadi aturannya. Satu saja domba yang ada cacat, jatuh dan terluka, kulitnya sobek atau kakinya patah, domba itu tidak akan bisa dipakai untuk menjadi domba yang dipersembahkan di Bait Allah dan akan dibunuh karena tidak ada harganya. Ketika petani atau penjaga kebun anggur melihat ada pohon yang patah atau rusak oleh karena diterpa angin keras, maka dia akan mencabut dan memusnahkannya karena tidak ada gunanya lagi. Maka di sinilah kita bisa memahami akan cinta kasih Allah yang begitu indah merawat dan menyembuhkan engkau dan saya seperti itu.

Bahkan dalam Yehezkiel 34:11,15-16 yang kita baca tadi: "Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut,  yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya." Kita bisa melihat berkali-kali Allah mengatakan "Aku sendiri... Aku sendiri..." Allah berjanji memperhatikan domba-domba-Nya, mencari yang hilang dan menggembalakan domba-domba-Nya. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut,  yang sakit akan Kukuatkan, demikian firman Tuhan.

Pagi ini, berita Natal ingin mengajak sdr melihat dua hal yang penting. Jikalau engkau sudah lelah berlari dari Tuhan, engkau belum mengambil komitmen pribadi untuk menjadi orang yang percaya, ketahuilah, engkau tidak bisa mengalahkan Allah yang lari mengejarmu. Dia pasti akan mendapatkan engkau. Kita lari sebab kita berpikir Allah adalah api yang menghanguskan, yang ingin menghancurkan dan menghakimi kita; itu sama sekali tidak benar. Ingat, pada waktu Allah datang menghampiri Musa dalam api yang menyala di semak belukar, semak itu tidak terbakar hangus. Hari ini lihatlah Allah seperti itu. Karena api Allah datang menerangi hidupmu yang gelap untuk membersihkan hidupmu. Kita lari karena kita merasa kita bisa mengatur hidup kita, kita menjadi tuan atas hidup kita, tanpa kita menyadari bahwa sebenarnya kita adalah orang yang kecil dan lemah, yang tidak berdaya. Ingat, engkau tidak bisa berlari lebih cepat daripada Allah yang mengejarmu. Yang ke dua, kalau engkau telah lama menjadi anak Tuhan, Natal bukan berarti engkau terus mengulang tradisi Natal setiap tahun. Natal harus mengingatkan kita Allah begitu persistent mencari orang yang terhilang untuk ditemukan. Kita harus mengakui kita kadang-kadang kita sendiri hilang pengharapan dan merasa betapa sulitnya membawa orang kembali kepada Tuhan. Tetapi janganlah kita merasa seperti itu. Mengakhiri tahun ini dan memasuki tahun yang baru, sebagai anak-anak Tuhan di dalam apapun yang kita kerjakan dan lakukan mari kita persistent di dalam hidup kita. Persistent terus di dalam pertumbuhan rohanimu dan dalam pelayananmu bagi Tuhan. Jangan engkau menjadi orang yang gampang kecewa dan terkulai di tengah perjalanan kita ikut Tuhan. Pakailah momen Natal ini menjadi perenungan bagi kita. Ingatlah baik-baik, ketika engkau merasa telah begitu jauh dari Tuhan, kebaikanNya terus mengejarmu. Kiranya Tuhan memberkati dan memimpin hidup setiap kita.

Mari kita renungkan kasih Allah yang Imanuel tinggal di tengah kita. Bukan saja Dia tinggal berdiam tetapi Dia juga dengan aktif mencari dan mendekat dalam hidup kita. Saya menantang sdr pada hari ini jikalau engkau telah lelah lari dari Tuhan, hari ini terimalah tanganNya yang terbuka menyambutmu, karena Ia akan membalut luka-lukamu dan engkau yang terhilang akan Dia temukan kembali. Kalau hari ini engkau merasa telah kehilangan makna hidup, apa yang menjadi tujuan hidupmu, ingat baik-baik ada Allah dalam Kristus yang telah turun dan datang memberikan pengharapan bagi engkau dan saya. Natal tidak membuat kita berputar-putar dengan segala tradisi tetapi menjadi bara api yang memberikan kekuatan baru dalam hidupmu, supaya engkau bisa berlari dan tidak menjadi lemah di dalam kekuatan Tuhan. Jikalau selama ini engkau hidup bersandar kepada kekuatanmu sendiri dalam mencintai, mengasihi dan melayani Tuhan, engkau pasti akan menuntut orang untuk memberikan pengakuan dan apresiasi kepadamu, tetapi jika engkau berlari dengan kekuatan Tuhan maka engkau akan melihat segala sesuatu adalah karena kasih karunia Tuhan semata.

Bersyukur untuk firman Tuhan pada hari ini dan biar firman Tuhan mengingatkan kita lagi bahwa Allah tetap bekerja dahulu, sekarang dan terus sampai akhirnya. Satu hari kelak Allah akan menegakkan keadilan, kebenaran dan keselamatan di atas muka bumi ini. Kita melihat peperangan dan segala bencana terjadi di atas muka bumi ini tetapi semua itu tidak akan pernah menggagalkan rencana Allah. Satu kali kelak Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali dengan segala kemuliaanNya dan Ia akan menyelesaikan segala sesuatu dengan sempurna. Itu yang kita percaya sejak kedatanganNya yang pertama. Ia telah bangkit. Itu berarti Ia pasti akan menggenapkan segala yang dijanjikanNya.(kz)

Previous
Previous

What is the Bible Really All About?

Next
Next

Christian Living 101: Pure Joy and Good Conscience