Kerjakan Panggilanmu Sebab Hidup Itu Cepat Berlalu
Ringkasan Khotbah
Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh
Nats: 1 Petrus 4:1-11
Surat 1 Petrus 4:1-11 ini saya bagi menjadi dua bagian besar, di ayat 1-6 ketika mereka mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan sebagai anak-anak Tuhan, rasul Petrus memberikan panggilan ini: “Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian” (ayat 1). Persenjatai pikiranmu supaya engkau boleh memiliki pikiran yang sama seperti Kristus, rela menderita. Guard your mind. Yang ke dua, di situ kemudian Petrus mendorong jemaat bukan mengasihani diri terhadap apa yang terjadi tetapi mengingatkan mereka hidup itu terlalu cepat berlalu bukan hanya karena kita akan menjadi tua dan mati, tetapi menjalaninya dengan perspektif kedatangan Yesus Kristus yang segera itu menjadi tulang punggung bagaimana kita boleh menjalani hidup kita sekarang. Kita sadar hidup ini akan segera berlalu bukan saja kita akan menjadi tua dan bukan karena kita punya hidup akan segera berakhir tetapi dengan sebuah kesadaran bahwa Yesus Kristus akan segera datang. Kalau hidup ini segera berlalu karena saya akan menjadi tua dan mati maka kita akan melihat dengan perspektif suatu waktu segala sesuatu akan hilang dan habis selesai. Tetapi pada waktu kita melihat dengan perspektif Yesus akan segera datang, berarti ada kontinuitas yang tidak akan berakhir. Maka dari perspektif itu kita bisa memahami perkataan rasul Paulus bahwa kebangkitan Kristus memberikan dampak yang besar bagi hidup kita dan pelayanan kita. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Korintus 15:58).
Ketika kita berbicara mengenai kedatangan Yesus Kristus waktunya sudah begitu mendekat, Yesus sendiri berkata, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri” (Wahyu 16:15). Paulus juga berkata, “Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” (1 Tesalonika 5:2) dan Petrus di surat yang ke dua nanti mengatakan, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri” (2 Petrus 3:10), artinya pada saat yang tidak kita sangka dan duga Yesus bisa datang hari ini, Yesus bisa datang besok. Tetapi banyak orang Kristen berpikir kedatangan Yesus masih lama. Dari dua ribu tahun yang lalu dan sampai hari ini Yesus Kristus belum datang juga, kapan Dia datang? Ada beberapa tanda-tanda yang seringkali disebutkan menjadi tanda-tanda sebelum kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kali. Yang pertama, dari perspektif secara positif adalah mengenai Injil harus diberitakan ke segala suku bangsa. “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (Matius 24:14). Yang ke dua, Paulus kemudian secara khusus menyebutkan akan munculnya si Pendurhaka dan Anti-Kristus (2 Tesalonika 2:3-8). Kita mungkin akan bertanya-tanya, siapa kiranya orang yang menjadi Anti-Kristus itu? Di setiap jaman terus muncul penafsiran-penafsiran akan siapa orang ini, tetapi waktu berlalu, kejahatan orang ini selesai dan dia mati, tetapi Yesus tidak datang-datang juga sehingga mungkin semua itu membuat kita berpikir kedatangan Yesus masih jauh adanya. Yang ke tiga, Alkitab mengatakan akan adanya penderitaan dan penganiayaan yang terjadi secara besar-besaran kepada anak-anak Tuhan. Yang ke empat akan adanya kemurtadan besar [apostasy] bagaimana ajaran-ajaran yang salah dan sesat menjadi kebingungan di tengah-tengah gereja. Tuhan Yesus memberikan peringatan ini, “Sebab mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat sehingga sekiranya mungkin mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga” (Matius 24:24). Itu semua adalah tanda-tanda sebelum kedatangan daripada Tuhan Yesus Kristus. Pada waktu kita mengetahui Tuhan akan datang segera maka ada empat poin yang saya ajak sdr lihat dari 1 Petrus 4:1-11 dengan backbone ini: Tuhan akan segera datang. Kalau begitu, bagaimana kita menata hidup sekarang.
1. Kedatangan Yesus Kristus yang segera itu akan memberikan kepuasan dalam hati kita atas hasrat yang ingin sungguh-sungguh melihat Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya yang sempurna kepada dunia ini. Dalam, Wahyu 6:9-11 Yohanes membukakan penglihatan ini: Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka. Ada begitu banyak orang-orang yang mati karena Injil Yesus Kristus dan mereka berteriak berseru di hadapan Allah yang kudus dan adil kapankah Ia akan menghakimi dan membalaskan dengan benar dan dengan adil kepada orang-orang jahat yang membunuh mereka. Allah meminta mereka bersabar tinggal sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka karena beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebenarnya kedatangan Yesus Kristus itu adalah satu jawaban ayang sangat dirindukan bagi orang-orang yang tidak percaya Tuhan, sebab jikalau tidak ada Tuhan, jikalau tidak ada hari penghakiman terakhir, mereka tidak punya jawaban tuntas terhadap kesusahan kesulitan dan ketidak-adilan yang terjadi di atas muka bumi ini, bukan? Dan dimanakah orang akan mendapat keadilan jikalau segala sesuatu akan habis, hilang dan lenyap? Ambil contoh saja, peristiwa-peristiwa kejahatan yang terjadi dalam dunia setiap hari, ada pelaku kejahatan yang tidak pernah ditangkap dan tidak ada penyelesaiannya. Kita mungkin melihat itu adalah persoalan di luar yang tidak ada kaitannya dengan diri kita, tetapi ketika ketidak-adilan itu terjadi kepada diri kita atau kepada orang yang engkau kasihi, ketika hari demi hari engkau harus jalani seperti ini, bagaimanakah kedatangan Yesus yang segera itu menjadi janji dan jaminan yang memberikan kekuatan kepada engkau dan saya. Bagaimana dengan orang-orang yang sampai mati tidak mendapatkan pembenaran dan orang yang berbuat jahat tidak pernah dihukum? Dalam hal itu rasul Petrus memberikan penghiburan kepada jemaat Tuhan: suatu hari kelak keadilan Allah akan ditegakkan, tidak usah kuatir dan takut. Kedatangan Yesus Kristus akan memuaskan sebuah hasrat yang terpendam dalam diri kita bahwa keadilan Tuhan akan terlaksana. Di ayat 5-6 Petrus berkata, “Namun mereka harus memberi pertanggung-jawaban kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Itulah sebabnya Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.” Ayat ini mungkin bagi sebagian orang agak sedikit sulit dimengerti. Bagaimana menafsirkan kata “orang-orang mati” di sini? Apakah berarti Injil masih diberitakan kepada orang yang sudah meninggal? Dan siapa yang dimaksud dengan “semua manusia” di sini? Saya mengajak sdr melihat orang-orang yang mati itu sebagai orang yang berbeda dengan “semua manusia” di sini mengacu kepada orang-orang Kristen yang sudah pernah mendengarkan Injil dan kemudian mereka mati. Lalu bagaimana? Rasul Petrus bilang, sama seperti semua orang yang lain mereka akan dihakimi secara badani lalu kemudian “hidup menurut kehendak Allah” berarti itu bicara mengenai penderitaan yang mereka terima oleh karena Injil itu sudah tiba kepada mereka. Ayat 6 ini berkaitan dengan ayat 5 karena di ayat 5 itu rasul Petrus mengatakan, “Namun mereka harus memberi pertanggung-jawaban kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati” artinya satu kali kelak Allah yang agung itu akan menghakimi baik orang yang hidup saat ini maupun yang sudah mati. Tidak ada seorang pun bisa terhindar dari penghakiman Allah.
2. Kedatangan Yesus Kristus senantiasa mengingatkan kita agar kita hidup selalu mampu mengampuni orang dengan bebas dan tidak diikat oleh rasa dendam untuk membalas. Di sini Petrus secara praktis memberikan empat hal bagi kita. Pertama, “Karena itu kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa.” Ke dua, “Yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” Ke tiga, “Berilah tumpangan seorang akan yang lain tanpa bersungut-sungut.” Ke empat, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari berbagai anugerah Allah.”
Hal yang pertama, Petrus mengangkat aspek pikiran yang kacau balau dan tidak tenang karena disebabkan oleh hal-hal eksternal yang terjadi dalam hidup sdr yang membuat engkau kehilangan sober mind, maka nasehat ini muncul: “Kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa” (ayat 7). Ketika engkau dan saya tidak bisa lagi berdoa dengan tenang, itu berarti pikiranmu sedang kacau dan galau. Kita tidak bisa berdoa bukan karena doa itu tidak lagi mempunyai kekuatan dan kuasa. Kita tidak bisa berdoa bukan oleh sebab kita terlalu sibuk dan tidak punya waktu. Kita tidak bisa berdoa bukan karena kita merasa Tuhan tidak merubah apa-apa. Tetapi ayat ini mengingatkan kita, kita tidak bisa lagi berdoa karena kita tidak punya kesanggupan berkonsentrasi karena terlalu besar dan terlalu banyak situasi di luar itu membuat pikiran kita menjadi kalut adanya. Tidak bisa berdoa berarti kita restless luar biasa. Dan jikalau engkau tidak sanggup dan bisa dengan tenang, ambil waktu secara khusus berdoa bagi hal yang menjadi concern dan membawa persoalanmu di dalam doa kepada Tuhan itu berarti persoalanmu telah mengambil alih hidupmu. Berdoa tidak mengurangkan banyaknya persoalan yang datang ke dalam hidup kita, tetapi berdoa mengurai dengan teratur apa sesungguhnya persoalan dalam hidup kita karena di dalam berdoa di situlah kitab oleh mengurai pikiran kita yang sedang kusut, gelisah dan kalut sebenarnya disebabkan oleh apa. Kita tidak membawa persoalan itu kepada sumber kekuatan yang sanggup bisa menyelesaikan kegalauan di dalam hati engkau dan saya.
Hal yang ke dua, Petrus berkata, “Yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” Rasul Petrus jelas tidak bermaksud untuk bilang “kasih menutupi banyak sekali dosa” tidak boleh diterjemahkan “kasih menutup-nutupi dosa” kalau engkau mengasihi orang engkau boleh menutup-nutupi kesalahan orang itu. Kata “menutupi” di sini lebih tepat ditafsirkan kasih itu menjadi “glue” terhadap keretakan oleh sebab dihasilkan dosa.
Rasul Paulus kepada jemaat Efesus, “Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Efesus 4:15). Dalam terjemahan NIV dikatakan, “Rather, speaking the truth in love, we are to grow up in every way into Him who is the head, into Christ.” Ayat ini menjadi ayat yang penting untuk menafsir apa yang dikatakan oleh rasul Petrus tadi. Paulus memakai kata “speaking truth in love” ini di dalam relasi apa saja dalam hidup kita dan relasi itu khususnya dengan orang-orang yang kita kasihi, dalam hubungan suami isteri. Ayat ini mengatakan ada tiga kaki yang menopang semua relasi. Pertama, “the language of truth.” Bicara “benar” itu berbeda dengan bicara “manis” [smooth talk]. Kita mungkin lebih cepat tertarik dengan orang yang “smooth talk” tetapi kontinuitas hubungan kita tidak akan bisa langgeng jika tidak ditopang oleh kebenaran, artinya tidak ada lagi yang kita sembunyikan di dalam hubungan itu. Dalam hubungan suami isteri kita tidak abaikan akan banyak tantangan dan kesulitan, tetapi kalau kita terus menutup-nutupi atau bicara manis, hubungan itu tidak akan bisa bertumbuh dewasa. Ke dua, “the language of love.” Ke tiga, “the language of grace.” Dengan itulah kita bertumbuh dalam segala hal kepada Kristus. Hanya hubungan dengan Kristus yang bisa menjadi hubungan yang memberikan kekuatan, pengampunan di dalam hubungan kita. Ilustrasi yang paling dekat untuk menjelaskan ayat ini adalah teknik merekat guci kintsugi Jepang. Kasih itu menutupi banyak dosa seperti guci kintsugi yang tidak akan dibiarkan hancur dan pecah tetapi direkat oleh kasih. Guci kintsugi ini akan menjadi mahal karena lem yang merekat guci ini bukan lem sembarangan tetapi lem yang terbuat dari emas. Ayat 8 ini mempunyai pengertian seperti ini. Kadang-kadang kita harus akui sedih sekali ketika terjadi perceraian di tengah orang-orang yang tadinya saling mengasihi, betapa sakit kalau salah satu pihak atau dua-duanya kemudian membongkar segala keburukan pasangannya. Kita semua adalah orang yang tidak sempurna; kita menikah dengan orang yang tidak sempurna. Tetapi pernikahan itu menjadi sesuatu yang tidak akan pernah membuat kita merasa putus asa dan kehilangan pengharapan jikalau diikat oleh kasih itu. Engkau menerima pasanganmu apa adanya bukan karena dia sempurna dan bukan karena dia tidak pernah melukai dan menyakitkan hati kita tetapi karena itu adalah relasi yang direkat oleh kasih. Hanya kasih yang mengikat kembali segala ketidak-sempurnaan kita.
Hal yang ke tiga, rasul Petrus bilang secara positif mendorong sesama anak-anak Tuhan saling melayani khususnya dalam hal hospitality. “Berilah tumpangan seorang akan yang lain tanpa bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari berbagai anugerah Allah.” Hospitality adalah satu pelayanan yang sangat susah dan berat; membuka rumah, memberi makan, atau mengajak orang tinggal di rumahmu di jaman itu adalah sesuatu hal yang dilakukan oleh anak-anak Tuhan bagi hamba-hamba Tuhan yang berkunjung atau bagi jemaat baru yang mungkin karena percaya Tuhan dibuang dan diusir dari rumahnya. Kita harus ingat baik-baik pada waktu itu tidak jarang satu situasi dimana orang yang percaya dan menerima Tuhan mungkin mirip dengan orang-orang yang dari negara yang ketat dengan agamanya lalu kemudian terima dan percaya Yesus Kristus akhirnya harus lari dan pergi dari desanya dan tidak ada tempat yang aman buat dia berlindung kecuali dia pergi ke tempat “safe house” dan di situ mereka menerima hospitality dari anak-anak Tuhan yang lain. Rasul Petrus mengatakan lakukanlah hal itu dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain karena Tuhan telah memberikan engkau begitu banyak karunia, bakat dan talenta, engkau sudah punya, pakai itu.
3. Kedatangan Yesus Kristus yang segera itu harus memotivasi kita memiliki sebuah hidup yang kudus adanya. Itu menjadi fondasi kita menjalani hidup kita saat ini. Petrus mengatakan, “Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa, supaya waktu yang tersisa dalam hidup ini jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” Apa maksud dari kalimat ini: “Barangsiapa menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa”? Maksud dari ayat ini adalah sejak menjadi orang percaya mereka tidak lagi melakukan hal-hal yang berdosa, menjauhkan diri dari perbuatan dosa yaitu hidup dalam berbagai hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Sekarang mereka dipanggil untuk melakukan hal-hal ini yaitu hidup suci bagi Tuhan, yang terjadi adalah mereka mengalami fitnah, aniaya, penderitaan, kesusahan, kesulitan. Di situlah rasul Petrus katakan guard your mind, taruh ini menjadi pikiranmu yaitu menjadi orang Kristen adalah sama seperti Yesus Kristus mengalami kesusahan dan penderitaan.
4. Kedatangan Yesus Kristus harus memberikan sebuah motivasi sebab hidup yang sedang kita jalani ini adalah sebuah kesempatan untuk bersaksi. Itu yang rasul Petrus katakan di ayat 4, “Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut menceburkan diri bersama mereka di dalam kubangan ketidak-senonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu. Namun mereka harus memberi pertanggung-jawaban kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.” Apapun respon dan sikap mereka senantiasa menjadi satu kesadaran bagi kita kedatangan Yesuk Kristus yang segera ini menjadi motivasi bagi kita dengan perspektif hidup kita sekarang ini menjadi kesempatan untuk bersaksi. Mungkin kita tidak berani atau tidak fasih berkata-kata tetapi jikalau ada pintu kesempatan yang Tuhan bukakan ketika orang melihat hidupmu dan mereka heran dan bertanya apa yang membuat engkau punya pengharapan di situ, biar pakai kesempatan itu sdr boleh meninggikan dan memuliakan Tuhan. Petrus tutup dengan ayat 11, “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu melalui Yesus Kristus. Dialah yang punya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” Kita punya perjalanan hidup yang berbeda-beda. Kalau kita bisa melayani Tuhan dengan sekuat tenaga, dengan segala hal yang ada dalam hidup kita, itu bukan karena kita memiliki banyak dan kita mampu. Dan biarlah kita tidak pernah memperhitungkan itu sebagai sebuah jasa, kebaikan dan hal-hal yang kita korbankan dan keluar dari hidup kita sebab kita senantiasa mempersenjatai pikiran kita, sama seperti Tuhan Yesus Kristus biarlah hidup kita itu menjadi hidup yang terus menjadi berkat melakukan itu semuanya. Biar kita selalu ingat Tuhan akan datang segera, di situlah Ia memulihkan segala sesuatu dengan indah. Kepada anak-anak Tuhan yang dihimpit dengan segala ketidak-benaran dan ketidak-adilan yang telah merobek kehidupan dan kebebasan mereka, yang mendatangkan tangis dan air mata kepada orang-orang yang dihimpit ketidak-adilan itu, kedatangan Tuhan satu kali kelak akan menjadi penghiburan dan pengharapan yang besar bagi mereka. Dan menantikan waktu Ia datang kembali kita bersyukur menjalani hidup ini ke depan seperti apa yang Tuhan ingatkan melalui firman-Nya hari ini.(kz)