Peperangan Kita bukan Melawan Darah dan Daging
Ringkasan Khotbah
Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.
Nats: Efesus 6:10-12
Dalam perjalanan hidup kita menjadi anak-anak Tuhan ada momen dimana perjalanan itu dihambat oleh kesusahan, kesulitan, pergumulan yang silih berganti datang di dalam hidup kita tidak ada henti-hentinya dan habis-habisnya dan kadang-kadang mungkin itu membuat kita merasa lelah, cape, tetapi kita tahu memang tidak selamanya perjalanan itu selalu lancar dan indah. Namun di sini Paulus mengingatkan di balik daripada kesusahan, kesulitan dan penderitaan kita, bisa jadi ada spiritual realm di belakangnya yang ingin melakukan hal yang destruktif menghancurkan kita. Sakit penyakit, penderitaan, bagaimanapun panjangnya, tetap ada momen dan masa dimana itu kelak akan berakhir. Tetapi jangan sampai di tengah kesusahan kesulitan itu kita mengalami persoalan spiritual yang lebih dalam dan itu lebih sulit untuk diobati. Tubuh fisik kita bisa sakit, tetapi jangan sampai sakit itu membuat kita kehilangan pengharapan, membuat hati kita penuh dengan kekuatiran, menjadi bersungut-sungut, dan menyimpan kepahitan, dan akhirnya membuat kita meninggalkan Tuhan. Itulah persoalan spiritual yang perlu kita waspadai.
Efesus 6 mulai dari ayat 10-12 Paulus membukakan kehidupan ikut Tuhan adalah sebuah peperangan rohani yang konstan karena sebagai orang Kristen kita punya musuh yang berusaha akan menjatuhkan kita dan musuh kita itu begitu kuat, dahsyat dan tidak mudah dikalahkan. Dia bukan berupa darah dan daging, itu berarti peperangan kita itu bersifat supranatural. Stand in this spiritual battle, demikian panggilan Paulus di sini. "Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." Lalu di ayat 13, "Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu."
Yang ke dua, Alkitab bahasa Indonesia menerjemahkan dengan kata "perjuangan" atau "peperangan," tetapi kalau kita lihat dalam bahasa aslinya ini adalah satu kata yang Paulus bicara mengenai olah raga gulat. Gulat adalah olah raga yang lazim di daerah Iran, Persia, Turki, dan daerah Mediteranean, bukan? Pergulatanmu bukan melawan darah dan daging, ini berarti sesuatu yang personal, ini pergulatan satu lawan satu. Kita masing-masing mempunyai demons yang harus kita lawan sendiri dan itu adalah struggle yang tidak akan habis-habisnya kita jalani sampai akhir hidup kita.
Yang ke tiga, musuh kita ini bukan musuh yang bisa kita lawan dengan kekuatan fisik; musuh itu tidak bisa kita lawan dengan kemampuan yang datang dari diri kita sendiri. Sia-sia kita hadapi peperangan kita dengan musuh ini dengan metode apa yang ada, sebab musuh kita bukan sosok yang kelihatan. Kalau musuh itu membawa pedang, kita lawan dengan pedang. Kalau dia pakai tenaga, kita lawan dengan tenaga. Kalau dia pakai taktik, kita juga lawan dengan taktik. Dia pakai teknik tertentu, kita lawan dengan teknik tertentu juga. Dia pakai skill dan kemampuan, kita lawan pakai skill dan kemampuan. Paulus katakan, peperangan kita bukan melawan darah dan daging.
Yang ke empat, ayat ini bicara tentang musuh kita ini adalah sebuah mafia kejahatan yang struktural. Dia bukan sekedar mengganggu tidurmu malam-malam dengan duduk-duduk bergerombol dengan tanpa ada rencana, usaha, hanya membuang waktu dsb. Paulus menyebutkan musuh kita dengan empat kata: kita melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Ini memberitahukan kepada kita evil is organised dan powerful; dia sebuah mafia kejahatan yang terstruktur, powerful. Ini beberapa hal yang disebutkan Paulus di sini dan bagaimana mempunyai sikap yang benar untuk melawannya. Yang pertama, mari kita melihat betapa kuatnya dia. Di satu sisi kita tidak boleh terlalu takut karena kita tahu kita sudah menang oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus telah menang terhadapnya. Tetapi pada sisi yang lain, kita harus menyadari musuh ini harus kita kenali dengan perspektif yang benar. Dia tentu sangat senang sekali jikalau kita memandang enteng akan pekerjaan dia. Pada waktu itu terjadi kita akan rugi besar adanya.
Dalam Lukas 8:26-39 mengisahkan peristiwa di Gerasa dimana Yesus mengusir roh-roh jahat dari seorang yang kerasukan. Lukas mengatakan: roh itu menyeret-nyeret dia, maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang sunyi. Betapa kuat dan luar biasa Setan dan antek-anteknya merasuk orang ini. Dan Yesus bertanya kepadanya: "Siapakah namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan. Dalam pasukan kerajaan Romawi, legion itu adalah satu kelompok tentara berjumlah 6000 orang. Bayangkan ada satu orang ini dirasuki sekian banyak roh, rantai dan belenggu tidak bisa menahannya dan tidak ada yang bisa melawan dia.
Yang ke dua, Efesus 2:2 mengatakan semua orang berdosa berada di bawah kontrol daripada kuasa kegelapan. Ini adalah suatu cosmic power daripada dunia kegelapan itu. "Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka." Ayat ini mengingatkan kepada kita kuasa Setan itu adalah kekuatan cosmic adanya, sesuatu yang luar biasa. Dia bukan teritorial saja dan kita tidak berbicara bagaimana peperangan rohani kita melawan Setan hanya kepada kategori kerasukan dan pelepasan saja.
Yang ke tiga, ada dua ayat yang saya ajak sdr lihat bagaimana pekerjaan Setan itu aktif luar biasa senantiasa membutakan dan mencegah orang untuk bisa melihat kebenaran Injil. Paulus berkata, "Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah" (2 Korintus 4:3-4). Iblis berusaha senantiasa aktif mencegah orang untuk melihat kuasa Injil, membutakan pikiran mereka dan menahan mereka untuk bisa mendengar dan terbuka bagi pemberitaan Injil. Terkadang usaha kita, doa kita, kita membesuk orang, kita menginjili orang, kita melakukan kebaikan kepada mereka dengan tujuan supaya mereka boleh melihat indahnya menjadi orang Kristen, indahnya Injil dan kuasa kemenangan di dalam Kristus. Itu adalah motif yang indah. Namun pada saat yang sama kita harus senantiasa menyadari di situ ada kuasa kegelapan yang mau merusak dan merampasnya, membutakannya. Dia menjadikan kebaikanmu menjadi sesuatu yang dia rusak sehingga kadang-kadang kita mungkin menjadi susah, berat hati, kecewa, putus asa. Kita harus lakukan ini tidak sekali tetapi berkali-kali dan mungkin bertahun-tahun lamanya tanpa melihat ada buah dari pelayanan kita. Itulah peperangan rohani kita. Namun kita tidak boleh putus asa dan berhenti di dalam menyampaikan firman Tuhan.
Dalam 1 Tesalonika 2:18 Paulus berkata, "Sebab kami telah berniat untuk datang kepada kamu aku, Paulus, malahan lebih dari sekali, tetapi Iblis telah mencegah kami." Paulus jelas mengatakan kesulitannya, rencananya terhambat oleh karena Iblis secara aktif mencegah dan menahan dia. Apa sebenarnya yang terjadi sehingga rencana Paulus terhambat, apa yang dilakukan Iblis kepada dia? Dari 2 Korintus 1:8-9 kita melihat lebih mendetail, "Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." Kita tahu dari surat Galatia bahwa Paulus mengalami sakit fisik yang berat. Kita tahu dalam pelayanan misinya Paulus pernah dipenjara, dipukuli, dan dilempari batu sampai hampir mati. Paulus menyebut semua hal itu adalah hambatan dan halangan bagi dia di dalam pelayanan tetapi dia juga melihat itu adalah cara Iblis senantiasa mencegah pekerjaan Tuhan.
Yang ke empat, dalam mencobai Yesus Iblis membawa Yesus ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku" (Matius 4:8-9). Iblis mengklaim kerajaan Allah, dia mengaku sebagai raja yang memerintah atas dunia ini, pakai bahasa sekarang: dia melakukan kudeta mengambil pemerintahan atas dunia ini, mengaku-ngaku, mengklaim sesuatu yang bukan milik dia, hak dia tetapi dia mengaku sebagai raja dan yang memiliki segala sesuatu di atas muka bumi ini. Iblis mengklaim akan kerajaan Allah atas dunia ini itu menjadi milik dia dan dia bisa pakai semua itu hanya untuk membuat engkau boleh menjadi pengikutnya dan taat kepada dia dan itu bisa kita lihat dari tiga unsur ini di dalam pencobaan Iblis kepada Yesus Kristus. Dia bisa pakai ketenaran; dia bisa pakai kekayaan dan uang; dia bisa pakai pleasure and sensuality kenikmatan hanya untuk menawarkan manusia supaya manusia itu berada di bawah cengkeraman dia. Sesuatu yang indah dan baik yang Tuhan beri kepada kita juga bisa ditawarkan oleh Iblis menjadi sesuatu yang dia pakai untuk merebut kita dari tangan Tuhan. Iblis dengan licik dan memakai segala cara untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Sehingga Paulus katakan, "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis" (Efesus 6:11). Paulus katakan "tipu muslihat," metode, skema, cara penipuan yang begitu tricky yang Iblis pakai. Seorang hamba Tuhan mengatakan dengan menyebut kata "schemes" ini kita senantiasa diingatkan oleh firman Tuhan bahwa dosa itu tidak pernah datang sebagai dosa, kejahatan tidak pernah datang dengan menyebut diri kejahatan; Dia tidak pernah menampakkan diri sebagai sesuatu yang merugikan kita; itu arti kata schemes. Dia pasti selalu datang sebagai sebuah pancingan dan jebakan yang menarik dan menipu yang harus selalu kita waspadai. Kita harus mempunyai mata yang peka, kita boleh melihat dengan kepekaan yang dalam di balik daripada kemarahan kita, Paulus ingatkan, "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis" (Efesus 4:27). Don't let Satan provoke you. Martin Luther pada waktu mengalami depresi dan kekecewaan yang dalam, ada isterinya yang senantiasa mengingatkan kepada dia akan spiritual battle melawan Iblis di situ. Alkitab senantiasa ingatkan kepada kita hati-hati sebab Iblis memakai tipu muslihat untuk menjatuhkan kita.
Sinclair Ferguson dalam bukunya mengatakan bodohlah kita kalau kita berpikir kita bisa untung berdagang dengan Iblis. Nenek moyang kita dari sejak awal, Adam dan Hawa, saja sudah kalah telak, apalagi kita? Iblis punya seribu satu macam cara untuk menjatuhkan kita. Bahkan Paulus sendiri mengatakan dalam 2 Korintus 11:14, "Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang." Dengan menyamar sebagai malaikat terang itu berarti sebuah scheme pemalsuan yang mirip dengan Yesus Kristus, bahkan dia bisa datang mengaku sebagai suara Tuhan tetapi firman Tuhan senantiasa ingatkan sekalipun dia bisa menyamar serupa dengan Anak Domba tetapi suaranya adalah suara naga (Wahyu 13:11). Artinya perkataan yang datang dari dia itu akan mendatangkan kegelisahan, ketakutan, keputus-asaan, keinginan untuk keluar dan lari dari senantiasa meragukan kebaikan Tuhan di dalam hidup sdr.
Paulus peka akan hal ini sehingga dia katakan dalam 2 Korintus 1:8-9, "Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati."
Ada beberapa hal yang indah dalam pernyataan Paulus di sini. Dia dengan terbuka jujur menyatakan struggle dan pergumulannya dan ini mengingatkan kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan, kita bukan superman, kita bisa mengalami berbagai kesusahan kesulitan dan kadang kita perlu belajar untuk bisa share our loads. Mungkin kita enggan dan takut untuk sharing pergumulan dan kesulitan kita dalam pelayanan karena waktu membaca bagian ini orang mungkin berpikir Paulus menghadapi hal berat seperti ini bagaimana dia bisa menolong orang kalau dia sendiri saja bilang dia putus asa? Bukankah seharusnya dia penuh dengan pengharapan di titik paling rendah seperti itu. Benar, selalu ada pengharapan di dalam Tuhan sekalipun kita berada di titik paling rendah dalam hidup kita. Titik sampai engkau merasa sudah mau mati, saat rasanya kematian itu sudah di ambang pintu tetap ada pengharapan dalam Tuhan. Di situlah bedanya penyesalan Yudas Iskariot dan penyesalan Simon Petrus. Yudas mengalami hal yang sama seperti Petrus; ada penyesalan, rasa malu, sedih sudah berkhianat menjual Yesus, lalu muncullah suara Setan kepada dia, tidak ada lagi yang bisa engkau lakukan, hidupmu sudah tidak ada harapan, itu adalah titik dimana hidupmu sudah habis selesai. Akhirnya suara-suara itu membuat Yudas akhirnya bunuh diri. Tetapi hanya suara daripada firman Allah yang membedakan itu. Kepada Simon Petrus, Yesus berkata, "Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu" (Lukas 22:31-32). Pada titik terendah dalam hidupnya Paulus katakan walaupun saya akan mati hari ini apakah ini akhir dari segala-galanya? Tidak. Karena saya punya Allah yang berkuasa dan Ia akan membangkitkan kita dari antara orang yang mati. Ada masa dalam hidupmu mungkin engkau berada di sebuah titik paling rendah tetapi di situ senantiasa tahu pasti ada jalan keluar dan tangan Tuhan yang menolongmu. Bahkan sampai kepada titik kita menghembuskan nafas yang terakhir kita bisa melihat ada tangan Tuhan yang menolong kita semua.
Itu sebab kita sampai kepada bagian ini Paulus bilang si Iblis musuh kita itu supranatural, begitu kuat, begitu besar kuasanya, engkau mau pakai metode apa untuk melawan? Semua metode itu sudah dikuasai oleh dia. Dia membutakan orang untuk bisa melihat Injil, sehingga dalam pekerjaan pengabaran Injil kita bersandar kepada Allah sendiri, hanya dengan kekuatan daripada Tuhan kita bisa membawa Injil kepada orang itu. Be strong in the Lord, kata yang dipakai Paulus di sini dalam bentuk passive imperative, artinya kita baru bisa kuat karena kita ditopang oleh kekuatan di dalam Injil Yesus Kristus. Hanya dengan menerima kekuatan dan kuasa daripada Yesus Kristus dan kuasa Injil dan salibNya barulah kita bisa menang mengalahkan tipu muslihat daripada si Jahat ini. Tidak ada cara lain; tidak ada jalan lain bagi dunia ini untuk bisa menang di dalam spiritual battle ini kecuali di dalam Yesus Kristus, the Gospel dan di dalam salibNya.
Terakhir, satu ayat untuk menutup bagian ini dan sebagai pendahuluan bagi lanjutan khotbah di minggu yang akan datang, perlengkapan senjata Allah yang kita perlukan dalam peperangan spiritual ini. "Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (1 Yohanes 3:8). Hanya Injil yang sanggup membawa manusia keluar dari kebutaan. Hanya Yesus Kristus dan salibNyalah yang sanggup bisa membebaskan kita daripada belenggu dosa oleh Iblis dalam hidup kita. Puji Tuhan! Sehingga pada waktu dia memanggil kita untuk kuat dan berdiri teguh, kita harus tahu Kristus sudah dan telah mengerjakan dan melakukan kemenangan atas Iblis. Engkau dan saya memerlukan kuasa yang ada di dalam Kristus itu. Datang kepadaNya pada hari ini dan mengalami kuasa pembebasan daripada salib Kristus di dalam hidupmu.
Kita bersyukur sekali lagi karena kita diingatkan oleh firman Tuhan bagaimana menjalani hidup ikut Tuhan dan perjalanan ini adalah perjalanan spiritual battle secara konstan di dalam hidup setiap kita. Kita tidak boleh lalai sekalipun mungkin kita bisa lelah, tetapi jangan sampai mata kita mengantuk dan lengah. Kiranya firman Tuhan hari in menguatkan kita sekali lagi sebab kita tahu peperangan ini tidak akan pernah kita menangkan jikalau kita tidak mendapatkan kekuatan pertolongan dan hidup di dalam kuasa Injil Tuhan. Kuasa Injil itu bukan hanya kuasa yang telah merebut kita keluar dari dosa dan belenggu Iblis di awal pada waktu kita ikut Tuhan tetapi kuasa Injil, keselamatan, pengampunan, kasih, kemurahan Tuhan itu harus kita hidupi dan bawa di dalam sepanjang hidup kita. Di tengah menghadapi kesusahan, kesulitan dan penderitaan kiranya Tuhan menolong setiap kita melihat jangan sampai Iblis memakai semua itu membuat kita menjadi takut, marah dan kecewa kepada Tuhan dan menjadi orang yang meninggalkan Tuhan. Kiranya hari ini Tuhan meneduhkan kita dan kuasa Injil, kuasa kasih pengampunan Tuhan memenuhi hati setiap kita sehingga kita tidak menjadi orang yang dibelenggu oleh kemarahan dan kebencian. Kiranya Tuhan menolong kita untuk senantiasa kuat bertahan di dalam peperangan rohani dalam pelayanan yang penting. Sekalipun seringkali benih yang baik kita taburkan dirampas dan dirusak oleh Iblis, kita tidak menjadi putus asa karena kita tahu kita perlu terus menabur Injil dalam setiap kesempatan yang ada dan jangan sampai kita menjadi jemu di dalam melayani Tuhan karena itu tujuan Iblis melemahkan pelayanan kita. Kita tahu betapa si Jahat itu membenci pekerjaan Tuhan, membenci gereja Tuhan, dan membenci pelayanan Tuhan. Kiranya kita boleh menjadi kuat di dalam kekuatan kuasa Tuhan dan bersandar sampai akhir hidup kita.(kz)