Senjata Rohani Allah Bagimu [1]

Ringkasan Khotbah

Pengkhotbah: Pdt. Effendi Susanto STh.

Nats: Efesus 6:13-14

Dalam perjalanan hidup kita menjadi anak-anak Tuhan, kita sampai kepada bagian dimana Paulus mengingatkan dengan serius, ada musuh yang selalu mengintai untuk menyerang kita yaitu Iblis yang akan selalu berusaha menjatuhkan kita dan menjauhkan kita dari Tuhan. Paulus mengatakan musuh kita bukan karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Efesus 6:12). Kita tidak mungkin kuat dan sanggup melawannya, karena Iblis adalah satu kekuatan yang sangat dahsyat dan jelas kita bukanlah lawan yang sebanding dengan dia. Yang ke dua, Paulus katakan di ayat 11, dia punya tipu muslihat yang luar biasa menipu dan menyesatkan. Tidak selalu dia menyerang secara frontal; lebih sering dia melakukan serangan dalam bentuk penyesatan yang membutakan dan memberikan tawaran yang begitu menggiurkan. Dia bisa datang dengan membungkus diri di dalam kesalehan dan spiritualitas yang luar biasa. Dia bisa datang di dalam kesombongan rohani dan membuat kita menganggap bahwa kita melakukan dan mengerjakannya bagi Tuhan padahal sesungguhnya kita melakukannya demi untuk kepentingan diri kita sendiri. Itulah sebabnya kenapa Paulus mengatakan hati-hati dengan tipu daya Iblis itu. Yang ke tiga, ada satu kata penting sekali di ayat 13 Paulus menyebutkan: "supaya kita dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu." Kata ini unik karena hanya dipakai satu kali, "that evil day," spesifik bentuk tunggal [singular]; berbeda dengan kata yang dipakai Paulus dalam Efesus 5:16 "dan pergunakanlah waktu  yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat," di sini menggunakan bentuk jamak [plural]. Apa yang Paulus maksud dengan "hari yang jahat itu"? Ada tiga penafsiran mengenai kata ini. Yang pertama penafsiran yang mengatakan "hari yang jahat itu" tidak mengacu kepada satu hari tertentu tetapi mengacu kepada satu periode yaitu periode yang mulai dari kedatangan Yesus kali yang pertama sampai kepada kedatangan Yesus kali yang ke dua, itulah periode si Jahat dengan leluasa bekerja di tengah-tengah orang durhaka untuk menyeret sebanyak mungkin orang mengikuti dia. Ketika kita menjadi anak Tuhan, di situ kita bersiap diri menghadapi peperangan rohani yang tidak ada habis-habisnya dengan Iblis; ini tafsiran yang pertama. Tafsiran yang ke dua mengatakan kalau Paulus memakai kata berbentuk singular berarti akan ada satu hari mendekat kepada kedatangan Yesus kali ke dua dimana hari itu serangan Iblis itu betul-betul dahsyat dan luar biasa; satu serangan yang sanggup bisa membuat kita menyerah kalah dan tidak lagi percaya kepada Tuhan. Tafsiran yang ke tiga mengatakan hari yang jahat itu berbicara mengenai satu hari dimana Iblis menyerang kita secara spesifik; serangan itu bukan satu kali tetapi itu bisa berulang kali dalam hidup kita. Itu merupakan satu hari yang tidak kita sangka dan duga, pada momen dimana kita berada dalam titik yang paling rendah di dalam hidup kita dan dia menyerang kita habis-habisan di situ.
Maka melihat betapa dahsyatnya Iblis menyerang kita pada hari yang jahat itu, Paulus mendesak kita untuk berdiri teguh, mengambil senjata-senjata rohani yang diberikan Allah setiap hari, setiap waktu. Kita tahu bahwa kita hidup dalam satu masa yang jahat dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa. Artinya, tidak perlu ada satu hari spesifik dimana Iblis menyerang kita, tetapi kita tahu selama kita hidup dalam dunia ini kita jalan sedikit, kaki kita terantuk dengan semak dan onak duri; kita bisa tersandung dan jatuh ke dalam pencobaan Iblis kapan saja ketika kita lengah. Paulus mengatakan pakailah seluruh senjata Allah menghadapi serangan dia. Pada waktu Paulus mengatakan pakailah senjata-senjata rohani dari Allah ini, bukan saja dia memakai ilustrasi perlengkapan pakaian perang yang dikenakan oleh tentara Romawi pada waktu itu, tetapi ada satu ayat dalam Perjanjian Lama yang secara spesifik membicarakan hal-hal ini dalam Yesaya 59:16-17, "Ia melihat bahwa tidak seorang pun yang tampil, dan Ia tertegun karena tidak ada yang membela. Maka tangan-Nya sendiri memberi Dia pertolongan, dan keadilan-Nyalah yang membantu Dia. Ia mengenakan keadilan sebagai baju zirah dan ketopong keselamatan ada di kepala-Nya; Ia mengenakan pakaian pembalasan dan menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah."  Yesaya 59:16-17 adalah sebuah nubuatan mengenai Mesias ketika Allah melihat tidak ada kemungkinan manusia bisa ditolong dan tidak ada cara dari manusia yang sanggup bisa menolong dan membela dan menyelamatkan dirinya, maka Dia sendiri turun, Dia sendiri datang mengenakan keadilan sebagai baju zirah dan ketopong keselamatan ada di kepala-Nya; Ia mengenakan pakaian pembalasan dan menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah. Yesaya 59 memberitahukan kepada kita, kita pasti akan menang, kita yakin kita akan menang, kita bisa berdiri teguh dan yakin itu adalah senjata yang tepat Tuhan beri kepada kita untuk menghadapi serangan-serangan ini, sebab senjata-senjata itu sudah diuji terlebih dahulu dan dipakai oleh Mesias, juruselamat kita, Yesus Kristus.

Kita mengucap syukur pada waktu kita menghadapi peperangan rohani mungkin kita bisa mengalami kekuatiran, ketakutan, benarkah senjata rohani ini sebagai senjata yang tepat yang sanggup untuk kita bisa menang? Mari kita jadikan kehidupan Kristus, pola kehidupanNya, apa yang Yesus lakukan, bagaimana sikap Yesus, respon Tuhan kita Yesus Kristus kepada janji firman Tuhan, kepada apa yang menjadi kekuatan kuasa di dalam hidup yang benar, keadilan, kasih dan pelayanan yang penuh berkorban itu dan di situ Dia menang mengalahkan kuasa si Jahat itu yang jelas sekali ingin mengajak Yesus menggunakan senjata yang lain. Iblis berkata, "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu" (Matius 4:6). Itu akan membuat semua orang kagum kepadaMu, kata Iblis. Pakailah ketenaran, pakailah kuasaMu dengan semena-mena ketika engkau berada di dalam kesusahan kesulitan, Engkau tidak perlu melewati itu semua. "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti" (Matius 4:3). Engkau tidak perlu mengalami lapar. Setan mengajak Kristus untuk meninggalkan harkat dan martabat Dia sebagai Anak Allah. Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku" (Matius 4:8-9). Kristus sudah terlebih dahulu menjadi contoh bagi kita berjalan memakai senjata rohani ini.

Hari ini secara khusus kita lihat dua hal yang Paulus sebutkan pertama, "Jadi berdirilah tegap, berikat-pinggangkan kebenaran dan berbaju-zirahkan keadilan." Apa arti berikat-pinggangkan kebenaran? Jelas sekali ikat pinggang di sini bukan senjata yang dipakai untuk berperang melainkan satu belt untuk mengikat supaya baju itu tidak copot, baju itu tidak jatuh dan tidak mengganggu pergerakan dari seseorang. Ada penafsir yang mengatakan bahwa belt itu adalah belt yang dipakai di luar untuk menyarungkan pedangnya, sedangkan beberapa penafsir lebih setuju itu bukan belt untuk menyarungkan pedang tetapi lebih merupakan inner belt yang ada di dalam yang mengikat bajunya sebab secara logis mestinya lebih tepat Paulus bicara mengenai ikat pinggang yang di dalam lalu kemudian baru pakai baju zirah, baru kemudian pakai ketopong [helmet], baru pakai perisai, baru pakai pedang. Sehingga rata-rata penafsir setuju maksud daripada "belt of truth" itu adalah bicara mengenai belt yang ada di dalam yang bukan bertujuan sebagai senjatanya, tetapi memiliki sebuah peranan yang penting yaitu yang mengikat dan menyatukan sesuatu di dalam kita. Dan di sini Paulus kemudian mengatakan that belt is belt of truth, ikat pinggang kebenaran. Apa maksudnya ikat pinggang kebenaran ini? Jelas ikat pinggang kebenaran ini bicara mengenai benarnya Injil, benarnya Allah; benar berarti bicara mengenai identitasmu benar, betul-betul engkau adalah milik Tuhan. Dengan demikian Paulus hanya ingin memberitahukan kepada kita orang itu tidak mungkin sanggup bisa berperang menghadapi serangan daripada kuasa jahat di dalam hidupnya kalau dia bukan betul-betul milik Tuhan. Identitas orang itu adalah anak Tuhan, dia betul-betul sudah dibenarkan oleh Tuhan di dalam Injil Tuhan dan itu adalah yang mengikat dia dari dalam dan itu adalah bicara mengenai siapa kita. Kebenaran Injil melalui keselamatan di dalam Yesus Kristus yang kita terima bahwa Ia telah mati bagi dosa-dosa kita yang telah membebaskan kita dari kuasa si Jahat yang menjadikan kita milik Tuhan itu kebenaran yang harus kita ikat baik-baik.

Selanjutnya, Paulus menyebutkan senjata yang pertama: baju zirah keadilan. Kata "keadilan" bukan mengacu kepada konsep justice, tetapi dalam bahasa aslinya memakai kata "righteousness," kebenaran-keadilan, mengacu kepada sesuatu tindakan Allah yang membenarkan. Baju zirah [breastplate] dipakai untuk melindungi organ yang paling vital dari serangan yang bisa mematikan kita. Baju zirah itu adalah baju zirah kebenaran-keadilan [righteousness], berarti kebenaran dari Allah yang membenarkan kita yang tadinya orang berdosa, sekarang tidak lagi berdosa oleh karena Kristus telah dijadikan dosa karena kita. Kebenaran yang berarti bahwa Allah melakukan semuanya itu lengkap dan sempurna bagimu, kebenaran yang mengatakan kepada kita bahwa kita adalah anak Allah yang telah ditebus olehNya. Kesadaran bahwa aku milik Tuhan; Tuhan telah menjadi Tuhanku selama-lamanya. Mungkin di dalam perjalanan itu kita menjadi anak yang hilang yang kabur dan lari dan di dalam hal itu kita kemudian berpikir masihkah aku menjadi anakNya? Saya tahu Ia sudah pegang dan genggam tanganku dengan erat, tetapi persoalannya tangan saya mungkin tidak menggenggam tangan Tuhan kuat-kuat, tangan saya menjadi gemetar, saya mungkin ragu-ragu benarkah saya berpegang teguh kepada Tuhan ataukah saya mulai merosot, dsb. Kita menghadapi sebuah serangan yang berbahaya. Serangan itu adalah serangan yang menggoncangkan our inner peace di sini. Itu sebab Paulus bilang senjata yang pertama bukan senjata yang kamu pakai untuk menyerang tetapi senjata yang pertama adalah senjata yang berfungsi untuk menopang hatimu betul-betul tahu kebenaran dan keadilan Allah itu milikmu selama-lamanya.

Iblis itu adalah pembohong dari semula (Yohanes 8:44, 1 Yohanes 3:8). Dan salah satu sifat Iblis, dia disebut sebagai pendakwa [the accuser] yang mendakwa anak-anak Tuhan siang dan malam (Wahyu 12:10). Zakharia 3:1-9 adalah penglihatan yang Allah berikan kepada nabi Zakharia sebuah lukisan atas perlambangan yang penting mengenai sesuatu yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita, yaitu pembenaran kepada kita. Imam besar Yosua ini adalah satu simbol seorang yang dari tampak luar orang yang paling suci namun saat itu berdiri dengan jubah yang kotor berdiri di hadapan Allah, tidak perlu dituduh tidak perlu didakwa, tidak bisa membela diri. Tuhan mengatakan, dia seperti sebuah puntung yang ditarik dari api, yang kalau tidak ditarik dia akan habis terbakar. Iblis mendakwa dan mempermalukan dia di hadapan Tuhan. Namun Tuhan melakukan tindakan mengangkat, mencopot, dan menggantikan jubahnya yang kotor dengan baju pesta dan serban baru di atas kepala Yosua.  Itulah anugerah pengampunan, pembenaran dan keselamatan dari Tuhan. Dan Tuhan akan melakukan itu secara konkrit melalui datangnya "Sang Tunas" yaitu Mesias yang Allah telah janjikan itu. Dan Dia akan melakukan satu hari saja penghapusan hutang dosa seterusnya dan selamanya. Itulah janji Tuhan dan itulah jaminan yang Tuhan beri kepada kita.

Charitie Bancroft menulis sebuah syair yang indah dalam lagu "Before the Throne of God Above," di ayat 2 mengatakan: When Satan tempts me to despair and tells me of the guilt within/Upward I look and see Him there who made an end to all my sin/Because the sinless Saviour died, my sinful soul is counted free/For God the just is satisfied to look on Him and pardon me. Sebuah lagu yang mengingatkan kepada kita bahwa ada satu bahaya yang luar biasa daripada pendakwaan yang dilontarkan oleh si jahat itu adalah mendatangkan despair rasa putus asa dan tidak ada harapan. Ada satu kegelisahan hati yang senantiasa didatangkan oleh si Jahat waktu kita berjalan kita tidak sempurna, kita bisa melakukan kesalahan, kita kerap kali jatuh dan melakukan begitu banyak kesalahan dan dosa, dan pada waktu kita berdiri di hadapan Tuhan kita mengenakan baju yang kotor dan pada waktu itu kita tahu kita tidak sanggup bisa mencucinya. Saya mengumpamakan hidup kita ikut Tuhan seperti berada di atas sebuah sekoci di tengah lautan dan kita telah membuang jangkar ke dasar laut dan pada waktu kita berada di atas, kita tidak bisa melihat apakah jangkar kita masih bertaut dengan kuat pada Batu Karang yang kokoh di bawah karena kita tidak bisa melihat ke dasar laut. Yang bisa kita rasakan adalah kita sentuh dan tarik tali kita, kita masih bisa merasakan tali kita masih ada di situ. Tetapi pada waktu badai dan ombak yang menggelora datang menghempas sekoci itu kita mulai bimbang, kuatir dan mulai bertanya-tanya apakah saya aman berada di dalam Tuhan? Yesus berkata, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku  akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37). I will never cast him out, demikian Tuhan berkata. Di dalam bahasa aslinya dua kali berulang kata "never, never" yang artinya sebuah penegasan absolutely no. Itu bukan bergantung kepada kita, itu bergantung kepada kemurahan Allah. Itulah righteousness, apa yang Tuhan kerjakan dan lakukan kepada kita, kita perlu taruh itu di dada kita sebagai baju zirah untuk melindungi hati kita karena tuduhan Setan itu bisa fatal menusuk kita. Seberapa banyak yang Iblis tuduhkan, tuduhan Iblis yang paling besar jelas adalah dakwaan di dalam hati nurani kita yang terus menerus pada waktu kita berbuat salah sekalipun kita telah minta ampun kepada Tuhan masih ada yang tersisa, yang tersisa itu adalah rasa bersalah. Guilt feeling itu kalau terus menumpuk membuat kita tidak bisa merasakan dan mengalami damai sejahtera dan yakin akan pengampunan Tuhan, kita meragukan cinta dan janji jaminan Tuhan yang begitu besar kepada kita, guilt itu akan berubah menjadi despair. Puji Tuhan, Tuhan kita tidak menghitung semua kesalahan kita dan menyimpan itu menjadi senjata untuk mempersalahkan kita dan mencatat semua kesalahan kita tidak ada habis-habisnya dan dipakai nantinya menjadi senjata untuk menuduh kita. Yesus berkata, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku  akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang" (Yohanes 6:37). Bukan tangan kita yang kuat memegang tangan Tuhan, tetapi tangan Allah yang kuat yang memegang kita. Tangan kita mungkin tidak kuat memegang, tangan kita gemetar, ringkih, tua dan penuh dengan kelemahan tetapi tangan Tuhan yang kuat itu yang memegang tangan kita.

Dalam Yohanes 6:37 kepada orang yang datang kepada Yesus tidak akan Ia buang, itu jelas ada di dalam sebuah konteks yang penting. Itu adalah kalimat Tuhan Yesus di dalam konteks bagaimana Yesus membedakan antara siapa yang menjadi pengikut Yesus yang sejati dan siapa yang menjadi orang yang tidak serius dan sungguh-sungguh mengikut Yesus. Konteksnya waktu itu mengenai orang-orang yang berbondong datang mengikut Yesus karena melihat mujizat Yesus memberi makan 5000 orang. Kita sedih mengakui ada orang datang ikut Yesus karena melihat mujizat dan ikut Yesus demi untuk kepentingannya sendiri. Ikut Yesus aku akan dilepaskan dari persoalan dan masalah. Ikut Yesus penuh dengan kesenangan, apa saja yang aku mau tinggal minta kepada Dia dan Dia akan memberikannya seketika, semua tersedia bagiku. Kesusahan dan kesulitan tidak menyertai aku. Orang itu datang karena melihat apa yang Tuhan kerjakan lalu berpikir aku bisa memperalat Tuhan demi untuk kepentinganku, dan jelas orang yang datang dengan motivasi seperti itu bukanlah pengikut Kristus yang sejati. Sehingga pada waktu apa yang dia mau tidak didapat, apa yang dia rasa Tuhan bisa lakukan baginya tidak Tuhan lakukan, maka orang itu akan meninggalkan Tuhan dan akan mencari ilah mana yang bisa melakukan itu bagi dia. Tetapi murid Tuhan yang sejati yang percaya kepada Tuhan, yang diberikan Bapa kepada Kristus, tidak akan hilang untuk selama-lamanya. Apa yang Yesus telah kerjakan di atas kayu salib itulah yang menjadi dasar kenapa kita menerima jaminan keselamatan yang teguh. Dalam Filipi 1:6 Paulus berkata, "Akan hal ini aku yakin sepenuhnya yaitu Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." Karena dasar daripada eternal security itu bukan kepada apa yang ada pada kita, apa yang kita kerjakan dan lakukan tetapi kepada apa yang Yesus Kristus kerjakan dan Ia kerjakan tuntas. Apa yang sudah Ia lakukan dari awal akan Dia lakukan sampai akhir. Yang ke dua, karena Dia sudah memberikan kepada kita Roh Kudus sebagai janji dan jaminan Ia akan menyelesaikan nanti dan Roh Kudus yang berkuasa menjaga dan memelihara kita. Yang terakhir, karena Bapa yang berjanji adalah Allah yang setia adanya. Jika kita tidak setia, Dia tetap setia karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya (2 Timotius 2:13). Itu adalah kalimat daripada firman Tuhan.

Hari ini pakailah senjata rohani untuk kita menghadapi kuasa daripada si Jahat yang terus menerus mendakwa kita, membuat kita menjadi despair, kita putus asa, kita kecewa. Bisa jadi kita menyaksikan ada orang terhilang secara sementara, mungkin dia tidak lagi ke gereja, tidak mau berdoa dan membaca Alkitab, mungkin dia tidak merasa ada kuasa daripada firman Tuhan, mungkin dia merasa suam, tidak menikmati hangat dan indahnya persekutuan dan pelayanan. Mungkin dia kecewa pada waktu dia melayani memberitakan Injil, tidak ada respon dari orang itu. Di dalam masa-masa seperti itu kita kehilangan damai sejahtera dan sukacita yang ada, relasi yang indah bersama Tuhan kita. Ingatkan baik-baik itu adalah momen-momen "the evil day" yang bisa terjadi dalam hidup kita. Mungkin kita telah menanggalkan baju zirah yang Tuhan kasih. Pakai baju zirah kebenaran Tuhan itu. Kita mungkin berpikir kita tidak lebih baik daripada orang lain, sekian lama ikut Tuhan kita sering gagal, kita sering kecewa karena tidak menjadi saksi Tuhan yang indah. Tindakan kita, pelayanan kita, hidup kita telah menjadi batu sandungan bagi orang lain dan kita sendiri kecewa dan marah kepada diri kita. Mungkin dalam perjalanan hidup kita tidak ada buah-buah yang indah kita hasilkan dalam hidup kita. Mungkin baru saja engkau ikut Tuhan, kesusahan dan sakit datang menimpamu. Semua itu bisa menjadi "the evil day" yang dapat dipakai oleh si Jahat untuk menyerang kita. Tetapi Tuhan berjanji Ia tidak akan membuang kita selama-lamanya. Biar kita menengadah kepadaNya dan melihat kepada penebusan dan keselamatan Kristus dan di situ Ia telah menjadi Juruselamat dan Tuhan kita. Kiranya Tuhan pimpin dan berkati engkau dan saya.(kz)

Previous
Previous

Senjata Rohani Allah Bagimu [2]

Next
Next

Peperangan Kita bukan Melawan Darah dan Daging